Mohon tunggu...
Shufki Ariva Nazarina
Shufki Ariva Nazarina Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya suka makan, tapi tidak suka sayur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berbasis Filsafat Tri Hita Karana: Membangun Harmoni, Spritual, Sosial, dan Ekologis

14 Oktober 2025   18:51 Diperbarui: 14 Oktober 2025   18:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tri Hita Karana tidak sekadar ajaran budaya, tetapi juga sebuah sistem nilai universal yang dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan nasional sebagai upaya membangun generasi yang berkarakter, beretika, dan berwawasan lingkungan. Nilai-nilai inilah yang menjadikan Tri Hita Karana relevan dalam pembentukan karakter peserta didik di era modern yang sarat dengan dinamika globalisasi dan digitalisasi.

Tri Hita Karana mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati diperoleh melalui keseimbangan antara dimensi spiritual, sosial, dan ekologis. Dalam dunia pendidikan, hal ini dapat diterjemahkan sebagai upaya untuk mengembangkan tiga aspek utama pembelajaran, yaitu:

  1. Parahyangan (Spiritualitas dan Moralitas)

    • Pendidikan tidak hanya berorientasi pada intelektual, tetapi juga harus memperkuat spiritualitas dan nilai moral peserta didik.

    • Guru dapat menanamkan nilai religius, rasa syukur, dan kesadaran spiritual melalui kegiatan pembiasaan seperti doa bersama, meditasi, atau refleksi harian.

    • Dengan demikian, sekolah menjadi tempat penyemaian nilai-nilai ketuhanan yang menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama dan alam semesta.

  2. Pawongan (Hubungan Sosial dan Kemanusiaan)

    • Sekolah merupakan miniatur masyarakat, di mana peserta didik belajar menghargai perbedaan, bekerja sama, dan berempati.

    • Nilai Pawongan dapat diterapkan melalui kegiatan gotong royong, kolaborasi kelompok, serta pembelajaran berbasis proyek sosial (service learning).

    • Dengan menanamkan nilai saling menghormati, solidaritas, dan kepedulian sosial, pendidikan akan melahirkan generasi yang humanis dan berjiwa nasionalis.

  3. Palemahan (Kesadaran Ekologis dan Lingkungan)

    • Tri Hita Karana menegaskan bahwa manusia bukan penguasa alam, melainkan bagian darinya.

    • Pendidikan berwawasan lingkungan (eco-school) menjadi implementasi nyata nilai Palemahan, seperti pengelolaan sampah, penghijauan sekolah, hingga pembelajaran kontekstual berbasis ekosistem lokal.

    • Kesadaran ekologis ini membantu siswa menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian bumi.

Nilai-nilai Tri Hita Karana dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan karakter dengan beberapa strategi berikut:

  • Integrasi Nilai Lokal ke dalam Mata Pelajaran
    Guru dapat mengaitkan nilai-nilai THK dalam pembelajaran IPA (hubungan manusia-alam), PPKn (hubungan sosial), dan Agama (hubungan dengan Tuhan).

  • Kegiatan Ekstrakurikuler dan Projek Profil Pelajar Pancasila
    Melalui kegiatan seperti penghijauan, bakti sosial, atau festival budaya, peserta didik dilatih untuk menerapkan nilai keseimbangan dan kebersamaan.

  • Pembiasaan dan Budaya Sekolah
    Sekolah yang berlandaskan Tri Hita Karana akan menciptakan suasana belajar yang religius, ramah lingkungan, dan harmonis secara sosial.

Walaupun berasal dari budaya Bali, Tri Hita Karana memiliki nilai universal yang sejalan dengan prinsip pendidikan global, seperti:

  • Spiritual Intelligence (kecerdasan spiritual) -- sejalan dengan Parahyangan.

  • Social Intelligence (kecerdasan sosial) -- sejalan dengan Pawongan.

  • Ecological Intelligence (kecerdasan ekologis) -- sejalan dengan Palemahan.

Dengan demikian, pendidikan berbasis Tri Hita Karana tidak hanya membentuk manusia yang cerdas secara akademis, tetapi juga bijaksana secara spiritual, sosial, dan ekologis.

Tri Hita Karana sebagai filsafat hidup dan kearifan lokal mengandung nilai-nilai luhur yang sangat relevan untuk membangun pendidikan karakter di Indonesia. Dengan mengintegrasikan ajaran ini dalam sistem pendidikan, sekolah dapat menjadi pusat pembentukan generasi muda yang religius, peduli sosial, dan cinta lingkungan.

Dalam konteks global yang penuh tantangan, pendidikan berbasis Tri Hita Karana menjadi solusi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, beretika, dan berkelanjutan selaras dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun