Mohon tunggu...
Naufa Rafsanjani
Naufa Rafsanjani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Desember 2021

17 Desember 2021   16:38 Diperbarui: 17 Desember 2021   16:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum bulan Desember, banyak dari kita mengharapkan ada sebuah perubahan yang telah kita nanti-nantikan itu. Ternyata, harapan itu pupus sudah. 

Mungkin kita sudah merencanakan nya sebaik mungkin? Tetapi Tuhan berkehendak lain sehingga tidak mampu membuat kita berkata. Namun dapat mampu membuat kita untuk mengolah diri kita tetap bersabar dan menurunkan logika negatif yang hanya memikirkan jalan singkat saja. 

Begitu juga dengan ku, aku yang pernah mempunyai mimpi untuk berkunjung ke rumah saudara ku. Semua itu aku putuskan untuk menunda nya. Karena suatu alasan yang mungkin akan membuat hati sedikit kesal untuk menerima nya. 

Keputusan, pemikiran, bahkan cerita dari masing-masing manusia ada kala nya sama dan ada juga berbeda. Namun, semua itu di kembalikan ke diri kita. 

Memulai semua yang kita tidak pernah menginginkan sesuatu yang buruk terjadi selama proses, terkadang harus bisa membuat kita untuk melakukan nya dengan mengontrol diri agar tidak mudah puas ataupun putus asa. 

Banyak di antara kita memutuskan suatu komitmen hanya karena tidak merasa baik untuk di lanjutkan. Ada juga yang memutuskan untuk tetap melanjutkan komitmen itu namun dengan status yang lebih serius lagi. Bahkan ada juga yang masih bertahan dan kembali bersama untuk menjalankan komitmen tersebut. 

Menjalankan sebuah komitmen memang benar-benar melalui niat yang baik dari diri sendiri. Karena di balik niat baik maupun buruk yang kita ucapkan dan pikirkan. Semua itu dapat kita rasakan tanpa permisi. 

Terkadang, kita banyak memikirkan hal-hal yang tidak perlu kita pikirkan. Namun, sebenarnya kita juga enggan untuk memikirkan nya. Tetapi sel-sel yang ada di pikiran kita terkadang hanya beberapa saja yang mau untuk tidak melakukan nya. 

Bisa jadi, ketika kita tidak menginginkan untuk makan. Tetapi karena hidangan itu terlihat menarik dan enak saat di lihat. Pada akhirnya kita memilih untuk membeli nya. 

Setelah itu, apakah akan habis? Ada yang sebagian habis dan ada yang tidak. Menurunkan gengsi yang ada diri kita memang sangat susah untuk di lakukan. Semua itu fakta, tidak mungkin kita tidak mempunyai sifat gengsi.

Banyak juga yang selalu beradu argumen dalam menjalankan komitmen tersebut. Ketika si perhatian bertemu si gengsi. Semua nya akan seperti tidak stabil jika di pikirkan. Bahkan, ada juga yang enggan untuk menurunkan sedikit saja gengsi nya. Dan ada juga yang berhasil kan membuat si gengsi itu untuk mengalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun