Mohon tunggu...
Naufa Rafsanjani
Naufa Rafsanjani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tersenyum Kepada Harapan

4 Januari 2021   07:07 Diperbarui: 9 Maret 2021   14:28 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika matahari telah terbit, hal apa yang kamu lakukan?
Akan ada berbagai macam rutinitas yang berbeda-beda dari tiap-tiap manusia.
Ketika kita telah menyelesaikan rutinitas tersebut, mungkin akan membuat kita terlihat bahagia.

Tetapi, masih ada sebagian dari kita yang belum memiliki kegiatan yang dia lakukan menjadikannya rutinitas.
Terkadang, ada saat dimana rutinitas tersebut menjadikan kita sedikit merasa lelah dengan hal-hal yang mungkin terlihat tidak ada perubahannya.

Tidak masalah, manusia tidak harus selalu menjadi sempurna di setiap hari nya.
Keinginam di setiap langkah, tindakan, pengucapan dan segala yang kita kerjaan, semuanya pasti akan ada masa tersulit dan mudah.

Namun hal itu berhak ada di dalam diri kita. Karena scenario yang telah di tetapkan oleh Tuhan akan selalu di jadikan acting oleh ciptaan nya. 

Ketika rasa luka yang pernah kita terima, seperti pembullyan dari ucapan maupun tindakan, pendapat kita yang selalu di anggap tidak berguna oleh orang lain, bahkan pekerjaan yang mungkin masih terbilang harus selalu terlihat bagus, dan hal terpenting trauma dari penyampaian orang lain terhadap diri kita.
Semua itu terkadang selalu membuat kita yang si pemikir akan selalu mencari solusi, si cuek akan berusaha bersama prinsip nya, dan seorang yang mempunyai kedua sisi itu menjadi merasa bimbang. 

Terkadang hal-hal seperti itu belum tentu kita sadari dari sekitar kita. Sebenarnya bukan karena kita tidak sadar, melainkan kita juga sedang merasakan nya.

Bahkan, ada juga sebagian dari kita akan berusaha terliat baik-baik saja di depan publik. Namun, dia akan tenggelam bersama pemikiran nya di kala sedang sendiri.

Rasa empati kepada orang yang mempunyai perbedaan sifat itu, harus kita rangkul. Karena kita tidak akan tahu, mereka seperti apa. Dan seberapa banyak butuh nya dia untuk di rangkul oleh orang yang dia butuhkan atau dengan orang yang mengetahui diri nya.

(Aku hanya ingin semuanya terlihat baik-baik saja, tanpa mereka tahu sebenarnya aku juga bisa jauh banyak mengalami hal yang tidak pernah ku inginkan di dunia ini)

Kalimat di atas, aku kutip dari beberapa analisis terhadap sudut pandang ku kepada mereka yang sedang merasakannya.
Jika ada yang mengatakan, bukan kah hal itu sangat sulit untuk di pahami?
Dan aku akan menjawab dengan IYA.
Semua yang pernah aku temui akan banyak yang mereka ungkapkan melalui bahasa tubuh jika dia menerima ku atau sama dengan seperti ku mencoba memahami seperti apa mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun