Mohon tunggu...
Shopyan Imaduddin
Shopyan Imaduddin Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Membaca,Mancing, Melamun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hikmah di Balik Tuaian Jangji hingga Tak Ditepati

25 Desember 2023   11:17 Diperbarui: 25 Desember 2023   11:21 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum datangnya masa libur semester pikiran menuai banyak rencana dimulai dari mencari lowongan pekerjaan hingga wisata mana yang belum pernah dikunjungi. Berdiskusi dengan kawan sebaya seolah-olah itu rencana yang matang, ada yang memberi pendapat , kita ke-pantai saja disana tempatnya bagus dan  kita bisa ngecamp.  Ada pula yang mengatakan, kayaknya kita harus mencoba mengenal alam agar kita bisa ber-meditasi  mencari  titik terang dalam pikiran, ada satu kawan yang menanggapi "ah" emangnya di hutan ada apa? paling ada suara katak bernyanyi riang dan bila sial kita nemu gondoruo disana (ujar kawan sambil tertawa).  Lalu kami foting kembali usulan dari kawan-kawan antara pantai atukah hutan, dan hasil fotingan itu menunjukan pantailah menjadi arah tujuan. Hingga pada masa libur tiba mereka sibuk dengan kehidupannya sendiri hingga lupa ataukah sampai melupakan rencana bahawa kita akan berlibur bersama dipantai sambil ngobrol asyik ditemani api yang menghangatkan suasana, namun, yasudahlah mungkin lain waktu kita bisa menunaikan rencana yang telah kita sepakati.

Dari sini kita mengambil hikmah bahwa manusia harus memiliki rencana sekecil apapun karena dengan itu kita melangkah dengan tujuan jelas, namun perlu kita ingat bahwa Tuhanlah yang menyertai kehidupan dan kuasa Tuhanlah yang maha agung. Hari ini kita anggap itu adalah kegagalan namun pada dasarnya kita belajar dari sebuah kegagalan, Harapan disertai tindakan akan menjadi kenyataan bila kita tidak ragu akan suatu putusan.

" terkadang takdir itu selalu menertawakan ambisi, cita dan harapan manusia yang hidupnya hanya menggantungkan pada kekuatan diri, tetapi selalu berpura-pura beriman pada takdir"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun