Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Candu Warnet dan Games Online Kian Mengkhawatirkan

14 April 2016   10:55 Diperbarui: 14 April 2016   12:25 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Anak-anak main games online di warnet - http://static.panoramio.com/photos/large/87700458.jpg"][/caption]Kehadiran warnet dengan games online nya kini kian mengkhawatirkan. Coba lihat warnet-warnet game onlines pasti penuh sesak setiap harinya, dari siang hingga larut malam nanti. Begitulah kira kira kondisi terkini yang berhasil saya pantau di beberapa daerah di sekitar Depok. Saya kira hal ini, pasti terjadi di daerah-daerah lainnya.

Betapa tidak!!! Saat ini banyak ibu-ibu yang sangat resah (bukan mulai resah) dengan kehadiran game online di warung-warung Internet (warnet) yang ada sekitar rumah mereka. Karena ternyata lebih dari 70 persen waktu anak dihabiskan untuk bermain game di warnet. 

Permainan yang popular dimainkan anak anak adalah point blank, lost saga, dragon nest, modoo marble, dan ogario. Ragam jenis games diatas memang membuat anak kecanduan untuk terus memainkannya lagi, apalagi banyak point yang bisa didapatnya sehingga membuat anak semakin penasaran untuk terus memainkannya.

Salah seorang ibu misalnya, mengeluhkan perilaku anaknya, yang setiap hari menghabiskan waktu di warnet sampai larut malam. Anaknya hanya berada di rumah setengah jam setelah ia pulang sekolah. "Pukul setengah tiga sore, ia ke warnet sampai malam, malah pernah nginap”. Hal ini karena di warnet juga disediakan aneka makanan dan minuman sehingga merak tidak harus pulang ke rumah untuk makan dan minum.

Ibu yang lain juga mengeluh karena anaknya kini tidak pernah mau lagi untuk diminta bantuannya lagi karena lebih mendahulukan main games di warnet daripada membantu orang tuanya. Begitu juga terdapat keluhan tentang malasnya anak-anak untuk belajar karena yang difikirkan hanyalah games onlines tersebut.

Salah seorang ibu misalnya karena saking kesalnya maka ia memarahi anaknya dan menasehatinya hingga ia menangis, tetapi nasihat itu terkesan tidak berarti karena anaknya sudah kecanduan game online.  Sangat wajar bila para ibu ini khawatir dengan anak-anak mereka karena selain kecanduan game online, mereka juga khawatir anaknya terjebak dalam pornografi dalam Internet.

 Sementara anak mereka belum tahu mana yang baik dan yang buruk. Mereka bisa setiap saat melihat foto dan video “porno” yang dengan mudah di dapat di Internet.

Menurut saya, anak-anak ini sesungguhnya korban yang harus diselamatkan. Gara gara warnet dan games online mereka kini tidak lagi memiliki waktu untuk belajar, mengaji, bermain, dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Etika mereka pun juga mulai luntur. Selama bermain games biasanya mereka terbiasa melontarkan kata kata yang kurang pantas seperti “anjing loh, mampus loh, kampret loh, bego banget loh dan seabrek istilah bahasa kotor lainnya”. Belum lagi masalah kesehatan mata mereka yang pasti terganggu. “bayangkan saja mereka rela memelototi layar computer berjam-jam ( ada yang 4,6,8 jam) tanpa henti, pasti penglihatan mereka suatu saat nanti terganggu.  

Melihat realitas ini maka saya berharap seluruh stakeholder dunia anak ini dapat bersinergi dalam menyelesaikan kasus ini agar anak-anak kita sebagai generasi muda penerus estafet kepemimpinan bangsa dapat terbebas dari candu games onlines dan diharapkan pula pemerintah secepatnya menertibkan para pengusaha warnet ini dengan membatasi jam buka warnet untuk anak-anak sekolah.

Kepada para orang tua juga diharapkan dapat terus menerus mengingatkan anak-anak mereka perihal bahaya dari games online bagi kesehatan (mata). Mereka juga diharapkan mempunyai ketegasan dalam membuat aturan-aturan dalam rumah tangga masing-masing terkait peraturan bermain games online baik di warnet ataupun di rumah. Saya yakin dengan ketegasan para orang tua dari awal akan mampu mengeliminir kecanduan atas games online di warnet ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun