Sarintul dalam Pembelajaran Mendalam
Oleh Sholahuddin Athoillah, S.Pd.
Guru SMP Negeri 7 Mojokerto
Sari, begitu orang kampung memanggilku. Hidup di desa terpencil seperti ini kupikir tak ada yang berbeda, semua sama. Maklum beberapa tahun silam baru saja bapak memboyong seluruh manusia di keluargaku meninggalkan kota kelahiran.
Bag. 1 Tentang Growth mindset
Sekolahku yang baru ini ada yang sedikit berbeda. Ada satu guru yang menurutku patut menjadi contoh semesta. Miyjun, bukan? Tak ada satupun kemiripan dengan aktor ganteng Korea itu; iyalah secara umur sudah 59. Tak kurang dari H-24 menuju purna tugasnya. Pak Hari namanya; sehari-hari ia selalu sibuk membaca, menonton youtube . Sesekali ia pernah utarakan momen saat bapak berjas hitam berkopyah di youtubenya, itu pak Menteri baru serunya. Pak Menteri itu seolah menceramahi dia panjang lebar tentang pembelajaran lewat layar gawainya. Begitu deras rasa ingin tahunya.
Aku mulai hafal 5 menit setiap pembelajarannya, “Nak, apakah bapak hari ini sudah piawai mengajakmu belajar? Jangan lupa berikan gambar emoji perasaanmu di pojok tepi atas buku sebelah kiri atas, setelah tanggal yang kautulis hari ini”.
Sempat dalam benakku Buat apa sih repot-repot mengoleksi emoji kami sekelas, sebegitunya beliau ingin menyelami bagaimana belajar kami bersama beliau. Iya pak, bapak sudah sangat bagus, menginspirasi, tapi apakah bapak tidak bosan menjadi seperti itu sendirian. Tak ada loh guru yang kutemui seperti bapak. Sering kali mau kusampaikan padanya, tapi seolah tak tega melihatnya dengan perilaku baiknya itu. -
Bag. 2 Tentang berkesadaran menjadi pebelajar aktif dengan literasi