Mohon tunggu...
Shinta Harini
Shinta Harini Mohon Tunggu... Penulis - From outside looking in

Pengajar dan penulis materi pengajaran Bahasa Inggris di LIA. A published author under a pseudonym.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Anugerah, Bukan Kutukan - Part 2

22 Agustus 2021   15:11 Diperbarui: 29 Agustus 2021   16:53 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memang," sergah Molly. "Tapi tak bisakah kau ijinkan aku masuk? Lihat barang bawaanku. Kalau ada orang lihat nanti dikira aku sedang meminta-minta ingin kerja di sini padahal ini rumahku sendiri."

Ari tidak mengatakan apa-apa hanya membuka pintu lebih lebar dan menyilakan Molly untuk masuk. Ia sendiri melangkah keluar untuk mengambil kopor Molly. Molly menatapnya dengan rasa terima kasih ketika ia masuk sambil menarik kopor besar itu.

"Tak mengapa," kata Ari. "Maaf tidak mempersilakan masuk dari tadi. Bagaimana, sudah kau telepon?"

"Ya. Ia akan datang tiga puluh menit lagi."

"Bagus," kata Ari. "Yah, kita bisa duduk sambil saling mengenal satu sama lain."

***


Ari menggaruk kepalanya, tiba-tiba merasa salah tingkah. "Kau ingin minum apa? Silakan duduk di mana saja kau mau. Ini kan rumahmu."

Molly menatapnya tajam. "Tidak perlu jadi sinis begitu."

"Eh, jangan salah paham. Aku hanya menyatakan fakta kan, kalau memang kata-katamu benar."

Molly kemudian melakukan apa yang Ari kira tak akan dilakukan gadis secantik itu. Ia mendengus.

"Kita lihat nanti siapa yang benar dan siapa yang salah, OK?" kata Molly. Ia memandang ke sekitar ruang tamu. Ari ingin tahu apa yang ia tangkap di matanya. Ia sendiri selalu bekerja keras untuk membuat rumah ini selalu rapi dan pantas untuk seorang kepala polisi seperti Pak Yudi walau sejak awal rumah itu sudah lebih dari mewah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun