Mohon tunggu...
Sherlina MeisyaR
Sherlina MeisyaR Mohon Tunggu... Mahasiswa Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Univeristas Sebelas Maret

Saya merupakan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Seblak : Si Candu Nikmat Yang Berbahaya?

10 September 2025   19:36 Diperbarui: 10 September 2025   19:36 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Panganan dengan perpaduan bercitarasa gurih nan pedas akhir-akhir ini memang tengah digandrungi kalangan anak muda. Seiring meningkatnya trend akan makanan pedas, gerai-gerai yang menjajakan produk-produk jajanan pedas pun mulai menjamur dimana-mana. Salah satunya adalah Seblak. Ya, benar kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan makanan tersebut.

Seblak merupakan salah satu kuliner pedas populer yang berasal dari Jawa Barat. Dilansir dari Tribratanews.polri.go.id seblak merupakan makanan kuno yang telah ada di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan. Seblak awalnya hanya makanan sederhana berbahan dasar kerupuk yang dimasak dengan kuah pedas dan bumbu kencur, sebagai ciri khasnya. Namun, semakin ke sini seblak mulai mengalami pergeseran isian. Seblak tidak hanya terdiri dari kerupuk dan kuah pedas saja, tetapi kini seblak telah memiliki aneka ragam jenis isian yang dapat kamu kreasikan sesuai selera. Lazimnya seblak berisi sayuran, telur, ceker ayam, bakso, sosis, seafood, jamur, dan banyak lagi.

Sebagai makanan populer seblak memiliki banyak sekali pengemar yang didominasi oleh kalangan wanita, terutama usia remaja. Rasa pedas yang berpadu dengan gurih dan aroma khas kencur yang nikmat membuat Seblak selalu menjadi makanan favorit bagi para anak muda. Tidak heran, apabila banyak diantara kalangan anak muda yang mengkonsumsi seblak setiap hari. Padahal, mengkonsumsi seblak secara berlebihan tidaklah baik bagi kesehatan. 

Meski terasa begitu enak di lidah, nyatanya seblak dapat mengakibatkan sejumlah penyakit serius. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dikutip dari situs klikdokter.com seblak yang dikonsumsi secara berlebihan dapat berpotensi mengakibatkan beberapa penyakit serius diantaranya seperti penyakit gastritis, gerd, hipertensi, hingga obesitas dan gangguan pada ginjal.

Fakta tersebut memang terdengar menakutkan. Meski begitu, kalian tidak perlu khawatir. Selama kalian mengkonsumsi seblak dalam batas wajar hanya sedikit presentase kalian dapat terjangkit oleh penyakit-penyakit tersebut. Selain membatasi jumlah konsumsi seblak, agar terhindar dari penyakit-penyakit tadi, kamu juga dapat mengurangi penggunaan isian seblak yang berbahan dasar makanan instan seperti sosis, bakso, dan frozen food sejenis kemudian memperbanyak isian sayuran dan protein hewani. Kamu juga perlu mengkontrol penggunaan msg maupun bumbu penyedap lainnya dalam seblak yang kamu konsumsi.

Selain dengan mengkonsumsi seblak secara bijak dalam porsi yang cukup. Jaga pula keseimbangan pola hidup sehat dengan senantiasa mengkonsumsi makanan bergizi, air putih yang cukup, dan olahraga rutin agar terhindar dari potensi penyakit-penyakit seperti gerd, gastritis, hipertensi, obesitas, dan gagal ginjal. Salam sehat dan bahagia semua.

Daftar Pustaka
"Mengenal Sejarah Asal-usul Seblak Khas Sunda". 24 Juli 2023. Tribratanews.polri.go.id. Diakses melalui: https://tribratanews.polri.go.id/blog/none-22/mengenal-sejarah-asal-usul-seblak-khas-sunda-61382


Christovel Ramot. "Potensi Penyakit Bila Terlalu Sering Makan Seblak". 22 Agustus 2024. klikdokter.com. Diakses melalui: https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/potensi-penyakit-makan-seblak?srsltid=AfmBOor-YCHhVn-gJ_hXAn4w7w9gXUBNC3-bFg5BRC2vDvsKZUGjBOVu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun