Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Selangkah Lebih Dekat Menuju Derawan

12 Januari 2016   22:11 Diperbarui: 13 Januari 2016   17:56 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Beberapa mobil DRE di 'tempat istirahat darurat'"][/caption]

Perjalanan Datsun Risers Expedition (DRE) Kailmantan Etape 1 kembali dilanjutkan di hari kedua, Selasa (12/01/2016) ini. Kurang dari 12 jam lagi akan menyeberang ke Derawan. Yeeeaaaay....

 Seperti sudah diceritakan di reportase sebelumnya, kemarin kami menginap di Sangatta. Sejak tadi malam panitia sudah mengingatkan para risers untuk bangun lebih awal karena perjalanan akan dimulai sejak jam 7. Sesuai rencana, setelah semua peserta menyelesaikan sarapan, rombongan DRE mulai bergerak meninggalkan Sangatta.

Belum jauh beranjak dari Sangatta, kami melintasi hamparan area penambangan batu bara. Hampir seluruhnya di bawah penguasaan PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Kami terus berjalan ke arah Berau, dengan rencana singgah di Muara Wahau, tepatnya Kampung Dayak Miau Baru. Datsun akan menggelar acara Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pemberian bantuan buku-buku dan uang tunai untuk salah satu SD negeri di daerah tersebut.

Oh iya, ada yang berubah pada komposisi urutan konvoi hari ini. Berdasarkan hasil evaluasi semalam, Tim 3 yang diisi oleh 3 orang risers perempuan ditempatkan di urutan pertama setelah Road Captain dan dua mobil media (wartawan). Sedangkan Tim 1 (saya, Kang Arul dan Kang Fajr Muchtar) dan tiga tim lainnya berurutan tepat di belakang Tim 3.

Berangkat dari Sangatta, kendali setir di Tim 1 kami serahkan kepada Kang Fajr Muchtar. Posisi navigator tetap menjadi milik Kang Arul. Saya sendiri asyik jadi penumpang di jok belakang. Kondisi jalan dari Sangatta menuju Muara Wahau secara umum cukup baik, meski di beberapa titik sering juga kami jumpai jalan yang kurang mulus. Selain hamparan emas hitam alias batu bara, pemandangan lain yang banyak kami saksikan adalah perkebunan kelapa sawit.

Perjalanan menuju Kampung Dayak Miau Baru ditempuh selama kurang lebih lima jam. Jangan bayangkan orang ayak di Miau Baru seperti kaum primitif yang masih nomaden. Perkampungan mereka tak ubahnya rumah-rumah biasa di area permukiman yang tertata baik. Hanya saja, mereka masih melestarikan adat istiadat orang dayak. Salah satu kekayaan mereka yang masih terjaga lestari adalah rumah adat, yang menjadi venue acara CSR Datsun kali ini.

Acara tersebut tidak hanya seremonial penyerahan bantuan, tetapi juga diwarnai beragam aktivitas yang diserahkan ke tiap-tiap risers DRE. Kami dari Tim 1 melakukan  permainan dengan sekelompok anak SD. “Kami berharap Datsun Risers Expedition bukan hanya menjadi perjalanan yang inspiratif bagi para risers, tetapi sekaligus bisa memberi inspirasi kepada adik-adik di sini. Kami juga ingin berkontribusi untuk pendidikan yang lebih baik melalui bantuan yang diberikan,” kata Ibu Indriani Hadiwijaya, Head of Datsun Indonesia.

 [caption caption="Rumah Adat Dayak di Kampung Miau Baru, Muara Wahau"]

[caption caption="Penyerahan secara simbolik CSR Datsun Indonesia"]
[/caption][/caption]

[caption caption="Foto bersama siswa SD Miau Baru"]

[/caption]

Selepas dari Kampung Dayak Miau Baru, perjalanan dilanjutkan kembali dengan tujuan akhir Tanjung Redeb, Berau. Estafet kemudi kali ini kembali saya ambil alih. Beberapa tim lain juga melakukan tukar posisi. Kondisi jalan sama seperti di rute sebelumnya, bahkan di beberapa lokasi baru diaspal sehingga sangat mulus. Jalanan rusak, berlubang atau tanah longsor juga semakin banyak kami jumpai. Satu hal yang tidak terlupakan dari perjalanan sepanjang hari ini adalah eksotisme hutan hujan tropis yang terbentang begitu luas. Aroma kesejukan udara segarnya, pemandangan pohon dengan ketinggian hingga puluhan bahkan ratusan meter sepertinya akan tersimpan lama dalam memori saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun