Desa Tempursari yang terletak di Malang Selatan bukan hanya sekedar titik di peta. Ia adalah napas hijau yang terus hidup dari ladang-ladang padi, jagung, dan sayuran yang tumbuh subur di dataran sejuk berketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Dengan penduduk lebih dari 5.600 jiwa, sebagian besar dari mereka adalah petani yang setiap harinya bergulat dengan tanah dan musim.
Namun, ada yang berbeda dari gerak pembangunan desa ini dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah kesadaran baru tumbuh: bahwa pertanian berkelanjutan bukan hanya pilihan, tapi kebutuhan. Bahwa ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan merusak tanah, sudah saatnya digantikan dengan solusi yang lebih ramah lingkungan dan lebih terjangkau.
Lahirnya "Sarcade" dari Tangan Warga Desa
Melihat potensi ini, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tempursari menciptakan sebuah inovasi melalui Pupuk Organik Sarcade. Dibuat dari bahan-bahan lokal seperti kotoran kambing, limbah pertanian, dan sisa organik lainnya, pupuk ini tidak hanya menghidupkan tanah, tapi juga semangat kemandirian warga desa.
Apa yang membuat Sarcade istimewa?
- Kualitasnya terjamin melalui proses fermentasi yang tepat.
- Harga bersahabat, jauh lebih murah dari pupuk kimia.
- Ramah lingkungan, tanpa bahan berbahaya.
- Memanfaatkan sumber daya desa, tanpa harus bergantung pada pasokan luar.
Namun sayangnya, produk hebat tak selalu dikenal. Meski Sarcade punya potensi besar, terutama dengan semakin tingginya permintaan pertanian organik, jalan pemasarannya masih tersendat. Tidak ada petunjuk lokasi penjualan, promosi digital minim, dan belum tersedia sistem pemesanan daring (online).
KKN UM Hadir, Mendorong Perubahan
Di sinilah kami hadir, tim KKN Universitas Negeri Malang 2025 datang ke Desa Tempursari bukan sekedar membawa program, tapi membawa semangat kolaborasi.
Kami melihat bahwa untuk mengangkat Pupuk Organik Sarcade, diperlukan sentuhan teknologi, strategi promosi, dan keterlibatan generasi muda.