James menekankan bahwa keyakinan adalah bagian integral dari perjalanan menuju perubahan atau kesembuhan, bukan sekadar hasil. Intinya: alih-alih menyerah atau mencintai kesulitan, James menantang kita untuk mengubah potensi menjadi realitas melalui keyakinan yang mendahului bukti. Ia merangkumnya sebagai: "Kamu tidak perlu menunggu kehidupan menjadi baik agar dapat percaya --- kamu perlu percaya terlebih dahulu, dan kehidupan barulah mulai menyajikan kebaikan."Â
Ellis berpendapat bahwa kesalahan umum adalah menganggap A langsung menyebabkan C. Padahal, B (Kepercayaan/Pola Pikir) adalah penyebab utama C. Dengan mengubah Keyakinan (B), Dampak emosional (C) terhadap Peristiwa (A) yang sama akan ikut berubah.
Dengan demikian, Ellis mengajarkan bahwa berpikir secara rasional dan positif tidak berarti berbohong kepada diri sendiri, tetapi memperbaiki pola pikir yang salah agar lebih mencerminkan kenyataan. Inti dari terapi pemikiran positif yang kemudian menjadi fondasi bagi berbagai metode terapi modern seperti CBT (Terapi Perilaku Kognitif) adalah bahwa dengan merubah pikiran yang salah, seseorang dapat mengubah perasaannya, misalnya dari cemas menjadi tenang, atau dari marah menjadi bijaksana.
Dengan mempelajari cara berpikir rasional, kita dapat mengubah perasaan kita, dan sambil mengubah perasaan tersebut, kita pada gilirannya akan memengaruhi kehidupan kita. Ellis mengakhiri dengan pernyataan bahwa "Menjadi bahagia bukanlah mengenai menemukan dunia yang ideal, tapi mengenai belajar berpikir dengan cara yang lebih sehat tentang dunia yang penuh ketidaksempurnaan. "
Terakhir, Albert Ellis (Psikologi Modern/REBT) menyimpulkan bahwa pikiran logis membentuk perasaan, dengan pernyataan "Kamu sebagian besar menciptakan realitasmu sendiri. Pikiranmu adalah faktor yang memicu perasaanmu," yang menjadi landasan bagi terapi kognitif modern, mengajarkan cara berpikir yang logis, rasional, dan sehat secara emosional.