Selepas magrib dilanjutkan dengan shalat Rawatib. Namun ada satu hal yang mengagetkanku. Ketika aku baru memakai sandal, tidak salah lagi. Anak yang ada di depan mataku. Itu kan agam? Bathinku.
      Ia menggunakan motor lalu beranjak dari depan Mesjid dengan seorang Bapak-bapak.
      Tidak salah lagi Agam. Aku berhasil menemukannya, aku berhasil melihat adik sepupuku. Mukanya persis seperti dulu, hitam manis yang berbeda hanya rambutnya dan tinggi badannya. Rambutnya panjang dan badannya juga mulai meninggi, ia mulai  beranjak ke usia remaja.
      Namun tidak lama aku melihatnya ia terlebih dahulu pergi. Apa ia juga shalat di mesjid ini?
      Aku bergegas pulang. Kakiku melangkah dengan cepat menuju kosan. Segera kutelpon cecek.
      "Iya Anda Assalamualaikum."
      "Cek!."
      "Ia Anda?"
      "Anda tadi lihat Agam."
      "Hah ia? Masya Allah. Dimana?"
      "Di mesjid kampus cek. Di Darussalam."