Indra pun izin pulang untuk membersihkan lukanya. Mereka berpisah lalu agam pulang untuk menceritakan kisah heroiknya kepada Bundanya, ia yakin Bundanya pasti bangga kalau anaknya sekarang bukan bocah lagi, anaknya mulai beranjak remaja.
      Di perjalanan pulang Agam memegang pipinya yang bengkak. Namun ada yang disayangkan, ia ditahan oleh seseorang. Lukman menghadang jalannya, tidak bersama gengnya kali ini, bersama seseorang yang wajahnya tampak mirip dengannya, dan berfisik lebih besar, mungkinkah itu abangnya?
      Satu pukulan mendarat. Agam seketika pingsan.
      ****
      Ia terbangun di kandang ayam dengan posisi terikat.
      Pandangannya masih kabur dan kepalanya masih pusing, ia melihat Lukman disitu berdiri dengan badan bekas luka. "Bagaimana pukulan abangku? Enak?" katanya tertawa.
      "Pengecut."
      "Apa?"
      "Pengecut!."
      "Bilang sekali lagi kutinju kau"
      "Pengecut!." Ia berteriak keras.