Mohon tunggu...
Farhad Shameel Abdullah
Farhad Shameel Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - TO BE AN IRRATIONAL MODE

Portofolio Review shameelabdullah.farhad@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ranum

7 Agustus 2020   08:50 Diperbarui: 7 Agustus 2020   08:54 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kira, Lalu, Sunyi membuncah tak bertepi


Sukar, Rindu, bukan fiksi, perasaanya tereka di perapian

Mulai dari sini semuanya bukan lagi tentang aku, mungkin sembari diam kalian juga tahu kalau opium yang kubawa telah ku hisap. Pertandanya ku harus lari dari keadaan sekarang

Kau datang ke tempatku, mengacaukan seluruh catatan. Dikala kuberani keluar mennunjukkan bahwa kondisi sudah paranoid, kau datang membawakanku harapan meski ku tahu ku tak bisa mempercayaimu

Sekali lagi kunjunganmu merubah segalanya

Berkali-kali sudah ku bilang ketakutanku talh pekik tak berwadah. Ribuan kali keputusasaan bersimponi di opera favoritku, kau tak tahu apa-apa tentangku. Kau hanya buang-buang waktu menghampiri pemuda bersimba sesal, termenung .......

Kondisiku sudah tak seranum dulu, kita punya kisah tetapi hanya kau menjadi peringai yang mengumpulkan muka ranumku. Sebenarnya kau itu ranum, bahkan aku pun ranum.

Seirama, perapianku murni tumbuh paradoks yang sukar ku terka.

Jika kau masih percaya aku bisa seranum dulu, ku malah berimajinasi jika kau telah tiada

Ku ingin ranum, tetapi bukan bersamamu ........

-Shameel Abdullah-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun