Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harapan Baik di Tempat Baik

31 Desember 2020   03:56 Diperbarui: 31 Desember 2020   04:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sosok pengusaha muda yang tak pernah pacaran sebelumnya ini akhirnya memberanikan diri melamar si gadis yang cukup membuatku baper. Saat itu, aku bahkan belum menemukan titik terang pada sosok yang kutunggu. Sosok yang kuharapkan melamarku, tapi bahkan tak ada kata keluar darinya tentang komitmen yang kuharapkan.

Sosok yang sedang dekat di kantor, yang sebenarnya aku tak pernah menyukainya pun seperti sedang mempermainkanku. Mendekatiku, mendekati beberapa orang teman wanita yang juga single dan ternyata dia pun sempat mendekati Marisya yang sudah mantab menerima pinangan sosok yang sekaarang menjadi suaminya. Aku pun tak pernah menyesal dengan semua cerita itu, paling tidak aku sudah ditunjukkan yang terbaik untukku.

Marisya memilh resign karena akan menikah dan diboyong ke Jakarta sedang aku memutuskan resign untuk mengejar mimpi dan meninggalkan asa yang membuat hatiku tak menentu. Aku sudah mengtarakan niatku untuk kuliah lagi sambil bekerja. Sementara belum ada pekerjaan yang jelas di Jawa, aku bernecana melamar di proyek Bapak yang kebtulan sekretarisnya baru saja off.

Namun, rencana manusia akan tetap tak bisa berjalan ketika ketetapan Allah sudah menjadi takdirnya. Aku pun akhirnya bertemu dengan seseorang yang ternyata tak butuh waktu lama untuk melamarku.

Benar kalau jodoh itu datang dari arah yang tak pernah disangka dengan cara yang indah. Berawal dari melihat pertemanan di facebook yang belum ku approve, aku sedikit bingung dengan sosok yang tak pernah kukenal meminta berteman di jejaring sosialku. Aku bukan tipe orang yang suka berteman dengan orang baru. Biasanya aku akan menerima pertemanan saat aku mengenalnya.

Setelah kuingat kembali, ternyata dia adalah karyawan Bank BUMN tempatku mengganti ATM beberapa bulan yang lalu. Aku punya ATM bank lain yang kugunakan saat masih duduk di bangku kuliah. Kugunakan untuk menyisihkan uang tabungan agar tidak mudah tercampur dengan uang yang akan kupakai. Ternyata pertemuan itulah yang menjadi titik awal cerita panjangku.

Dia ternyata sudah menanyakanku pada beberapa orang yang akhirnya kami pun bertemu dengan cara yang tak terduga. Bertemu tanpa direncanakan hingga akhirnya ngobrol lebih intens. Meski katanya sempat tak berharap, tapi Allah mempertemuakn kami dengan cara yang unik. Dia punn menceritakan padaku kalau membaca blogku, dia merasa mengenalku lebih dekat.

Kebetulan kenal dengan salah seorang teman di kantor cabang lain yang dikira mengenalku, dia pun tahu banyak tentangku justru dari cerita sahabat temannya itu. Sahabat temannya yang juga sahabatku, dia tahu banyak tentangku. Kami pernah sama-sama berharap dengan orang yang membuat kami berharap, tapi harus kami pupuskan. Aku tak pernah tahu tentang ini sebelum kami menikah. Dia meceritakannya setelah kami benar-benar menikah.

Qodarullah, banyak yang terjadi dari percakapan kami di Musholla. Aku dan Marisya menikah di tahun depannya dengan orang yang baru kami kenal dan tanpa pacaran. Bukan hanya orang lain yang melihat yang tekejut, kami pun terkejut dengan kejutan Allah pada kami yang tak pernah kami sangka .

Kami menikah di bulan yang berbeda, tapi tidak lama. Rasanya masih amazing saja dengan yang terjadi pada kami. inilah yang mungkin disebut dengan niat baik yang disampaikan di tempat yang baik maka menjadi nyata.

Tidak perlu galau, jombloers, semua sudah ditetapkan olehNya. Jalani saja dengan iklas, jalani dengan niat baik maka akan mendapatkan hasil yang baik. Yakin saja...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun