Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Best Western Premier The Bellevue, Hotel dengan Nuansa Batik di Jakarta

21 Oktober 2015   16:12 Diperbarui: 22 Oktober 2015   18:46 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tidak mudah mencari karyawan. Kebanyakan menolak pekerjaan yang saya tawarkan, karena mereka menganggap kalau bekerja itu harus ada kantor dan berpakaian rapi,” ujar Siti Laela, menungkapkan kesulitannya dalam mencari tenaga pembatik untuk sanggarnya.

Namun kesulitan-kesulitan seperti itu tak mematahkan niatnya untuk melestarikan warisan leluhurnya tersebut. Meski masih mengimpor kain dan perlengkapan membatik dari Pekalongan, tak menyurutkan tekad Siti Laela dalam mempertahankan kekhasan Batik Betawi tersebut, dengan terus berkarya.

Dengan memproduksi batik cap dan batik tulis, Siti Laela memasarkan hasil karyanya melalui web di batikbetawiterogong.com dan media sosial Batik Tulis Betawi Terogong maupun @terogongbatik. Juga dengan menitipkan di gerai Galeria Jakarta (@galeria_jakarta) dan pusat oleh-oleh khas Jakarta ( Jalan Suryo dekat Kota Kasablanka). Atau, bila kita ingin bisa langsung ke lokasi Sanggar Batik Betawi Terogong, di Jl. Terogong III No. 27-C, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Sekalian bisa belajar membatik bersama pemilik sanggar, Siti Laela.

Salah satu penjaga stan Pameran Batik Batawi Terogong sedang mencanting. Foto: koleksi pribadi.

Siti Laela terus bersabar mengenalkan dan memasarkan batik tulis dan batik cap hasil karyanya ke khalayak luas. Harus siap bersaing dengan produng batik printing yang mana sebenarnya itu bukanlah batik.

“Di dalam batik printing tidak ada lilin atau malam. Itu tidak bisa disebut batik. Batik itu kain yang dilukis dengan lilin. Pada batik cap masih ada unsur lilinnya, tapi kalo printing tidak ada. Itu tantangan besar saya dalam memasarkan Batik Betawi Terogong ini,” kisah Siti Laela terkait produk batik di pasaran.

Beberapa motif Batik Betawi Terogong. Foto repro dari Sanggar Batik Betawi Terogong.

Batik Betawi tak mempunyai aturan atau pakem seperti batik di Jawa pada umumnya, sehingga Batik Betawi tidak berpola. Motifnya bebas seputaran ikon-ikon Betawi dulu dan kini. Lebih dari 30 motif telah dipunyai oleh Siti Laela. Ada motif Monas, Ondel-ondel, Pengantin Betawi, Tanjidor, Jembatan Semanggi, Sungai Ciliwung, Peta Ceila, Tugu Pancoran dan motif-motif lainnya yang terus dikembangkan.

Yang menjadi ciri khas Batik Betawi adalah motif bertumpal yang lebih dikenal dengan nama pucuk rebung. Warnanya pun cenderung ngejreng, lebih cerah karena ada unsur budaya Cina yang melekat. Dulu, Betawi adalah kampungnya pendatang Cina. Makanya muncul istilah-istilah pada bahasa Betawi seperti encik, encang, encing, babe, mpok dan beberapa istilah lainnya.

“Harapan saya, semakin banyak orang di Jakarta yang tahu dan memakai batik Betawi Terogong. Instansi pemerintah pun bisa membantu dengan menyosialisaikan batik betawi kepada para staff sebagai batik khas Jakarta,” imbuh Siti Laela menutup acara diskusi malam itu di Best Western The Bellevue.

 

Jakarta, 21 Oktober 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun