Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Setiap Netizen Akan Pamer di Media Sosial pada Waktunya

16 Januari 2020   15:40 Diperbarui: 26 Januari 2020   22:53 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap aktivitas harus diabadikan di media sosial agar diketahui banyak orang (Getty Images via express.co.uk)

Sudah sekira satu dekade saya bermain media sosial, bermula dari membuat akun Facebook saat masih SMA.

Sebetulnya, sebelum ada Facebook sudah ada beberapa platform media sosial seperti MySpace (biasanya untuk beberapa musisi atau anak band juga seseorang dengan hobi tertentu), Friendster, Plurk, dan lain sebagainya.

Hingga kini, platform media sosial makin berkembang. Beberapa yang populer di antaranya Twitter dan Instagram.

Belum lagi aplikasi chatting yang kini dilengkapi juga dengan voice call, video call, juga bisa update status. Betul-betul semakin identik dengan media sosial dan membuat nyaman para penggunanya.

Tidak bisa dipungkiri kehadiran media sosial dari awal mula kemunculan hingga sekarang dimanfaatkan sebagai ajang katarsis, media berekspresi, dan meluapkan curahan hati, juga buah pemikiran.

Mulai dari pembuatan status yang dianggap idealis sampai dengan menampilkan banyak foto demi mendapat komentar dan banyak like sesuai keinginan, meski seringkali tidak sesuai harapan.

Dari awal mula diciptakan hingga saat ini, tidak banyak perubahan yang terlihat di dunia media sosial, kecuali produksi dan arus hoaks yang cepat serta cukup banyak sekaligus dengan mudah dibagikan. Juga adanya profesi baru seperti selebtwit, selebgram, juga selebface. Eh, maksud saya fanpage untuk para publik figur yang aktif bermain Facebook.

Perlahan, di mana pun platformnya, media sosial selalu menjadi tempat untuk pamer dan akan selalu seperti itu. Pamer pencapaian, pamer perjalanan, sedang liburan ke mana, pamer sudah memiliki pacar baru, pamer buah pemikiran, dan masih banyak lagi.

Saya sendiri sih tidak pernah mempermasalahkan seseorang yang menggunakan media sosial sebagai ajang pamer, baik secara sengaja maupun tidak disadari. Lha gimana, memang pada dasarnya seperti itu, kok.

Awal mulanya memang betul untuk ajang pertemanan di media digital, tapi beberapa fitur pada media sosial seakan mendukung jika kita ingin menunjukan pencapaian para pengguna atau menampilkan banyak hal.

Fitur attach foto dan video, misalnya. Jadi, untuk apa menyangkal hal tersebut (media sosial dipakai untuk pamer?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun