Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media: Perluasan Ide dan Perubahan Sosial

21 Juni 2020   01:31 Diperbarui: 21 Juni 2020   01:29 1464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis tertarik dengan dua isu besar mengenai dampak media dalam masyarakat global, yakni:

Pertama, kebudayaan. Artinya media massa mengubah hakikat kebudayaan, baik akar maupun cabangnya melalui pembentukan pikiran manusia.

McLuhan memperjelas: "Media merupakan alat perluasan ekspresi manusia sehingga yang disebut media bukan sekadar wahana komunikasi, namun juga alat indra manusia dan media mekanis yang memperluas kemampuan manusia... Semua media punya kekuatan tersendiri, dan semakin canggih mutu atau teknologinya dan kian tidak kasat mata dan semakin kuat pula pengaruhnya".

Salah satu contoh media dengan pengaruh yang kuat adalah televisi yang mengajak pemirsanya berinteraksi dalam suatu acara. Oleh karena itu, kondisi ini menyebabkan pemirsa menjadi bagian dari apa yang ditayangkan televisi. Hal ini pula menyebabkan citra yang dibangun sangat kuat atau hiper-realitas yang lebih indah dari kenyataan. Dengan demikian, potensi pengembangbiakan budaya lewat peniruan sangat tinggi. Kuatnya pencitraan melahirkan ikon budaya sehingga ditiru secara massif.  

Kedua, politik. Stephen K. Sanderson seorang profesor sosiologi dari Indiana University of Pennsylvania menulis buku yang berjudul Macrosociology: An Introduction to Human Societies (1991), memberikan asumsi penting mengenai peran media terhadap perubahan sosial-politik dunia.

Media sebagai artefak teknologi informasi yang bermuatan ideologi memang selalu ditumpangi oleh kepentingan nilai atau rencana umum suatu kelompok politik, kelompok sosial, ekonomi, dan budaya. Berbagai kepentingan tersebut diselipkan dalam berbagai program media dengan tujuan penyebarluasan suatu ideologi politik tertentu.

Lebih lanjut, media juga berperan membentuk suatu tatanan kelas sosial, yakni kelas yang menguasai dan kelas yang dikuasai. Kelas berkuasa (berupa penguasa dan pengusaha) selalu ingin mempertahankan kekuasaan atau kepentingannya baik secara terbuka maupun secara laten dengan cara menggunakan media-media yang beroperasi untuk membenarkan dan mendukung status quo. Penguasa bisa menekan yang dikuasainya dengan cara mengendalikan budaya---superstruktur ideologi melalui media massa. Gagasan ini berimplikasi bahwa media tidak hanya alat penyampai ideologi, tetapi juga melegimitasi kekuasaan dan kepentingan kelompok penguasa.

Dengan demikian, apa yang telah ditulis oleh Charles Wright Mills mengenai fungsi media sebagai penyambung lidah masyarakat beserta menerangkan berbagai kebijakan yang dibuat pemerintah, namun yang ada malah media digunakan sebagai alat propaganda kepentingan para kaum elit semakin nyata terlihat. Kaum elit semakin gemar menggunakan media sebagai alat untuk memperkokoh keelitannya karena melalui media posisi dan kepentingan mereka dianggap akan tetap terjaga.

Walhasil, memahami secara mendalam media sebagai alat yang menghubungkan dunia merupakan suatu keharusan tanpa melupakan apa yang terkandung di dalamnya yakni pengaruh ide dan pesan yang disampaikan terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun