Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Seekor Lalat Tersesat di Dalam Kereta

3 Desember 2022   15:26 Diperbarui: 4 Desember 2022   00:37 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KRL tujuan Jakarta Kota (Dok Pribadi)

Di dalam kereta listrik, seekor lalat terbang dan hinggap di rambut panjang perempuan. Apakah dia tidak bisa membaca peringatan yang tertempel di pintu kereta: Dilarang membawa binatang! Lengkap dengan gambar anjing terikat. Sepengetahuanku, lalat tak pernah terikat, jadi bisa terbang kemana saja.

Mungkin lalat itu hanya tersesat, selepas sarapan di bak sampah pasar dekat stasiun kereta. Tak sempat menyeruput tumpahan kopi, lalat mengikuti langkah tergesa penumpang kereta atau terbius wangi hingga lupa diri.

Lalat itu tak menyangka, pintu kereta lekas tertutup sempurna. Karena sayapnya tak terikat, ia terbang kian kemari mencari tempat hinggap. Mungkin ia tergagap di antara sesak penumpang kereta.

Mungkin kekasihnya di pasar sedang panik mencari lalat itu di tumpukan sisa-sisa sayuran yang terbuang. Di tempat itu keduanya sering bertemu melepas rindu. Sekarang kekasihnya entah kemana.

Tak mungkin sang kekasih membuat brosur berita kehilangan dan menempelnya di tiang-tiang listrik atau lapak-lapak. Lalat tak pandai merangkai kata dan tak punya foto profil kekasihnya.

Aku tak tahu apakah lalat yang tersesat akan turun di stasiun berikutnya, atau memilih terbawa hingga ke jantung kota. Lalat itu mungkin pernah mendengar di pusat kota banyak tempat wisata.

Dia akan puas terbang dari tempat sampah satu ke tempat sampah lainnya dan sesekali singgah di warung tepi jalan tempat aku menyantap makan siang.

KRL Commuter Line, suatu ketika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun