Untuk memakan tutut, saya mengandalkan tusuk gigi untuk mencongkel daging tutut dari cangkangnya. Setelah dagingnya keluar, saya buang kotorannya sebelum menyantap tutut. Â
Berbeda dengan istri saya yang urang Sunda. Ia punya 'jam terbang tinggi' dan levelnya 'tingkat mahir' untuk urusan menikmati tutut. Ia menyedot bagian daging langsung dari cangkangnya. Bunyi khas akan terdengar: syruput.
Beberapa kali ia mengajarkan cara menyeruput tutut langsung dari cangkang. Tapi saya masih ngeri karena takut kotoran tutut ikut tertelan. Jadi saya masih bertahan menggunakan bantuan tusuk gigi. Nggak apa-apalah dibilang amatir.