Virus corona atau bisa disebut virus covid-19 adalah virus yang berasal dari kota Wuhan China. Virus Covid-19 merupakan virus yang mematikan, penularan dan penyebarannya sangat cepat. Virus mematikan menyebar hampir keseluruh negara salah satunya adalah negara kita Indonesia. Penyebaran virus corona terjadi karena kontak langsung dengan penderita atau tetesan kecil dari hidung atau mulut penderita pada saat batuk atau bersin.
Sulitnya penanganan virus corona, pemerintah menentukan langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran virus salah satunya adalah mengubah sistem pembelajaran dari tatap muka atau luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan) yang membutuhkan kesiapan dari semua unsur, dimulai dari pemerintah, sekolah, guru, siswa, serta orang tua siswa.Â
Pembelajaran daring diharapkan bisa berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Tetapi kenyataanya pembelajaran terkadang membuat siswa bosan, kesulitan memahami materi sehingga sebagian siswa menjadi malas untuk belajar.
Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan program yang dirumuskan oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) yaitu program KKN yang dimulai pada tanggal 26 Agustus 2021 sampai 26 September 2021 dengan tema KKN Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka -- Pusat Prestasi Nasional.
Saya, Serly Mega Lidiawati salah satu mahasiswi UPI yang mengikuti KKN di wilayah saya sendiri tepatnya  di SDN 3 Sukamukti Garut. SDN 3 Sukamukti Garut mengubah pembelajaran dari luring menjadi daring dengan memanfaatkan teknologi yang ada dan menyesuaikan keadaan disana. Pembelajaran di SDN 3 Sukamukti dilakukan melalui wa grup.
Agar tetap tercapainya tujuan meningkatkan literasi baca dan tulis pada SDN 3 Sukamukti Garut, saya mengadakan beberapa kegiatan yaitu :
1. Literasi Baca dan Tulis
Siswa diberikan sebuah cerita atau bacaan yang akan siswa baca dan tulis kemudian diceritkan makna apa yang terkandung dalam cerita tersebut.
2. Literasi NumerasiÂ
Siswa diajak untuk menghapalkan perkalian secara berulang-ulang. Kemudian siswa diberi sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan perkalian dan diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Pada literasi numerasi siswa juga diajarkan untuk memahami soal cerita yang biasanya terdapat kata membagikan berarti (a/b), memberikan (bisa bermakna a/b atau a-b), dipakai (a-b) atau kata yang lainnya.
Tidak hanya itu saya juga memberikan edukasi kepada orang tua siswa bahwa peran orang tua sangat penting dalam membimbing siswa untuk bisa meningkatkan literasi baca dan tulis dan literasi numerasi.
Serly Mega Lidiawati-1806253, Pendidikan Matematika _ Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam