Mohon tunggu...
serlin waruwu
serlin waruwu Mohon Tunggu... Aku mau profesi menulis internasional

Hobby menulis diare

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sudah melakukan semampuku, Tapi mungkin itu tidak pernah cukup

14 Juli 2025   08:42 Diperbarui: 14 Juli 2025   08:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah berpikir bahwa ketika seseorang sudah berusaha sebaik mungkin, ketika ia mencurahkan waktu, tenaga, bahkan perasaannya, maka orang lain akan menghargainya. Setidaknya, mereka akan melihat niat baik itu. Tapi realitanya tidak selalu seindah yang aku bayangkan.

Aku belajar dari pengalaman bahwa tidak semua kerja keras akan terlihat. Tidak semua niat baik akan dianggap berarti. Dan tidak semua usaha akan membawa pada penghargaan.

Hari-hari belakangan ini, aku merenung. Tentang semua hal yang sudah aku lakukan bukan untuk dipuji, tapi setidaknya untuk diakui. Aku tidak pernah meminta tepuk tangan. Tidak butuh sorotan. Aku hanya ingin dianggap ada, dilihat sebagai seseorang yang benar-benar berjuang, yang tidak diam saja ketika keadaan menuntut banyak hal.

Aku tahu, aku tidak sempurna. Aku juga punya batas. Tapi aku benar-benar sudah melakukan semampuku.

Ada hari-hari di mana aku tidur larut, hanya untuk menyelesaikan sesuatu yang sebenarnya bukan tugasku. Dan disitu ada momen Dimana aku mengalah, menyerah, merendahkan diri, menjaga hubungan agar tidak terjadi konflik, semua itu aku lakukan bukan karena aku lemah, tapi karena aku ingin semuanya agar baik-baik saja. Namun tetap saja, semua itu seolah tak pernah dihitung atau pun dilihat. Yang diingat hanyalah kekuranganku. Yang disorot hanya kesalahanku.

Kadang rasanya ingin bertanya, "Apa aku memang tak pernah cukup baik?" Tapi kemudian aku sadar, mungkin bukan aku yang salah. Mungkin aku hanya berada di antara orang-orang yang tak pernah benar-benar tahu rasanya menghargai.

Berjuang dalam Sunyi

Yang paling menyakitkan bukan saat dimarahi, bukan saat dikritik. Dan kita sudah menjelaskan semua apa yang kita lakukan  dan kita udah jujur tapi tapi semua itu seolah tak pernah didengar. Tapi ketika apa yang sudah kita lakukan seolah tak pernah terjadi. Seperti tak ada apa-apa. Seperti semua itu hanya angin lalu.

Aku pernah mencoba menguatkan diri. Berkata pada hati, "Yang penting aku tahu aku sudah berusaha." Tapi kadang suara itu pun tak cukup untuk menenangkan luka yang diam-diam menganga. Sebab manusia, sekuat-kuatnya, tetap butuh dihargai. Butuh dirangkul. Butuh diberi ruang untuk merasa bahwa keberadaannya berarti.

Dan ketika itu tidak didapatkan, kita mulai bertanya-tanya pada diri sendiri, "Apakah aku tidak layak?" Padahal yang sebenarnya terjadi, bukan karena kita kurang berjuang, tapi karena kita tidak sedang dilihat dengan mata yang benar.

 

Tidak Semua Orang Akan Melihat Kita Seutuhnya

Satu hal yang akhirnya aku pelajari adalah: tidak semua orang akan bisa melihat usaha kita dengan utuh. Ada orang-orang yang hanya melihat hasil, tanpa peduli proses. Ada yang hanya fokus pada kesalahan kecil, tanpa tahu betapa beratnya kita menjaga agar semuanya tetap berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun