Horas. Selamat datang di lapak saya. Perkenalkan nama saya sejak lahir dan di KTP adalah Seri Bulan Siregar, biasa disapa Bulan. Pernah ada yang menanyakan kenapa harus 'Seri' kenapa tidak 'Sri'. Maka saya akan menjawabnya karena saya orang Batak. Dimana pelafalan huruf e dibaca jelas. Sementara nama Sri itu lebih ke nama Jawa. Ya, gak?
Jika ada yang bertanya apa arti nama itu, tentu jawabannya simpel. Karena saya lahir pada saat malam hari ketika bulan berseri-seri, dan tentu di dalamnya ada juga harapan orang tua agar selalu menjadi bulan yang selalu bersinar/berseri-seri agar bisa menerangi gelapnya malam.
Saya Lahir dan tumbuh di kampung yang penduduknya masih sedikit, bahkan hingga sekarang, terhitung jari tangan dua orang. Sangat jauh di pedalaman sana, saking jauhnya sehingga tidak terdeteksi di google maps. Kalaupun ada itu saya sendiri yang buat, hahah.
Karena berasal dari pedalaman sana, saya sudah terbiasa dengan hal-hal tentang alam, selama ini alam seolah sudah menjadi sahabat baik. Hal sederhana itu tentu saya sadari ketika tidak lagi berada di kampung halaman.
Alam itu tidak akan dendam jika kita tidak kejam. Alam juga tidak akan murka dan memberi bencana jika kita tidak serakah dan merebut semuanya. Memahami hal sederhana itu bahkan sering tidak di sadari padahal ada sebab tentu akan ada akibat. Kenapa membahas itu di awal perkenalan? Karena ingin menyampaikan keresahan apalagi sering melihat langsung bagaimana api berkobar melalap hutan belantara, bagaimana longsor melanda dan banyak hal lainnya yang sering saya perhatikan sejak dulu.
Orang tua berprofesi sebagai petani, matahari sudah menjadi sahabat bagi mereka, halnya hujan sudah menjadi teman bagi mereka, saking perhatiannya hujan pernah datang bergerombolan untuk menyuruh ayah Umak yang bercengkerama dengan padi agar istirahat dulu. Saya selalu bertanya dalam hati, seberapa bosan mereka dengan pekerjaan itu apalagi sampai bertahun-tahun. Seberapa kuat mereka dengan beratnya beban yang dipikul dari tahun ketahun. Tidak bisa dibayangkan, namun terlihat nyata di depan mata. Itu semua mereka lakukan demi anak-anak yang merupakan Amanah Tuhan pada mereka.
Hal utama yang mereka perhatikan tentunya adalah PENDIDIKAN, ayah pernah mengatakan bahwa "Kami tidak memiliki harta untuk diwariskan, maka kami berusaha keras untuk menyekolahkan kalian agar punya bekal ilmu pengetahuan, hanya itulah yang bisa kami wariskan kelak".
Soal pendidikan, saya juga pernah bersekolah, menganyam ilmu pengetahuan demi mengukir arah masa depan.