Dari : Aku
Untuk : Diri Sendiri
Apa kabar diriku? Itulah kalimat sebagai pembuka isi tulisan ini.
Aku hanya ingin menanyakan kabar dan keadaan saat ini. Terlihat semua berjalan dengan normal, roda kehidupan selalu berputar tanpa jeda. Detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun silih berganti. Aku hanya selalu berharap agar diriku baik-baik saja, baik jiwa maupun raga kapan saja dan dimana saja. Jika memang hal buruk itu tidak bisa dihindarkan semoga saja Allah mudahkan jalan untuk melewatinya.
Bagaimana selama ini? Ya tentu saja, aku berusaha melakukan yang terbaik terutama untuk diriku, keluarga dan juga masa depanku. Walaupun harus terseok-seok, terjatuh, tergelincir bahkan menangis tanpa suara, semua adalah bunga-bunga perjalanan hidup yang sewaktu-waktu bisa mekar. Semua memang dimudahkan dan diberi jalan selagi ada iman dan keyakinan bahwa Allah akan membantuku, selagi doa dan usaha sudah dimaksimalkan. Terkadang, aku memang sering membandingkan diriku yang dulu dengan sekarang, dulunya banyak waktu untuk mendekatkan diri pada sang pencipta lewat ibadah yang selalu rutin, belajar dengan rajin. Tapi sekarang aku hanya menjalani hari dengan sedikit tekanan dan mulai banyak tuntutan. Harapan ke depannya semoga bisa mengambil hikmah kehidupan dari masa lalu dan sekarang agar hal baik selalu menghampiri di masa depan.
Walaupun begitu, aku senantiasa bersyukur karena masih ada kesadaran diri untuk tidak mengeluh karena perjuangan belumlah utuh, tidak mudah menyerah walaupun sering dianggap lemah, tidak putus asa disaat lelah, bahkan dendam harus direndam di lubuk hati yang paling dalam. Sering diremehkan, ditertawakan kepandaiannya dipertanyakan dan mimpinya dianggap lelucon karena terlalu tinggi, ah iya. Itu sudah biasa.
Lebih menyakitkan lagi adalah orang pernah mengatakan aku tidak punya masa depan karena hari yang kujalani gitu-gitu aja tanpa ada perubahan. Entah kenapa mereka mudah sekali meruntuhkan tembok impian yang sudah susah payah kubangun sendirian selama ini.
Aku sering terpuruk dan berprasangka buruk tentang hidup yang kujalani sampai saat ini. Karena sedikit khawatir hidupku akan seperti yang mereka katakan. Karena benar-benar tidak mudah bangkit jika terpelanting dan tergelincir ke dasar jurang, harus merangkak kembali sampai ke puncak. Tentu saja derai Air mata, keringat membanjiri dan isak tangis lah yang jadi saksinya untuk proses itu. Walaupun memang tidak mudah, namun aku selalu yakin dan percaya Allah tidak akan tinggal diam jika sudah kuusahakan yang terbaik dan terdidik.
Teruntuk diriku dimasa lalu, apapun hal buruk dan tidak mengenakkan saat itu sudah kuusahakan tidak membawanya ke masa sekarang, dan jika itu hal baik, akan kupupuk lagi hingga hal baik itu tumbuh kian subur terus mengakar kokoh.
Untuk diriku yang sekarang, apapun yang terjadi belajarlah dari masa lalu, ambil hikmah dan intisari dari perjalanan hidup yang telah dilewati, memang berat untuk konsisten dalam kebaikan, itulah gunanya dipaksakan, ditanamkan dalam hati bahwa itu tidak sulit. Satu hal yang harus ditanamkan pada diri sendiri saat ini adalah tetaplah menjadi diri sendiri baik buruknya dirimu itu bisa diubah maka bukan hal mustahil untuk mengubah hal buruk itu menjadi hal baik. Jadikanlah ucapan orang lain itu sebagai motivasi, pendorong dan alasan untuk bergerak secara berlahan menuju tangga keberhasilan.