Mohon tunggu...
Serevinna Simanjuntak
Serevinna Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswi -

An emotional writer. Literally. Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCnPlX2YDftffRi-jN54vB1g

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepada Kawan Seperjuangan, yang Baru Lulus SMA

11 Mei 2016   22:11 Diperbarui: 11 Mei 2016   22:46 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sekolahkeliling.com

Lulus dari Sekolah Menengah Atas memang merupakan hal yang diimpikan oleh semua pelajar. 

Ingat jamanku ujian UAN SMA dulu, betapa mudahnya karena kunci jawaban bertebaran hehe. SMA di Jakarta sepertinya tidak perlu lagi mengelak karena itulah realita yang ada. Ingat saat kelulusan SMA, ada sih jatung yang berdebaran, tapi ya biasa biasa aja, toh kunci jawabanku kemarin dari sudah di "acc"  oleh guruku sendiri :) Indah bukan? Ya, kalau dulu kupikir itu indah. tapi melihat kebelakang kini, 3 tahunku sia sia. Tidak menggunakan kunci jawaban tersebut seakan suatu kebodohan, melawan arus, menantang nasib katanya teman-teman. Tapi sesungguhnya bukan itu yang mau aku bagikan pada kalian di tulisan ini.

Lulus SMA bagai gerbang baru dalam kehidupan. Setelahnya, kamu boleh memilih kemana arah tujuan. Ada yang beruntung, dengan mudah menunjuk lembaga pendidikan mana saja selanjutnya. Ada yang sial, berfikir melanjutkan pendidikan saja haram, itulah saatnya bagi mereka membantu keluarga apapun caranya dengan ijasah SMA.

Kawan-kawan seperjuangan, hidup tidak berhenti disini. Mungkin seakan sebentar berhenti karena kalian harus memilih tujuan dan berpisah dari kawan, merayakan euphoria perpisahan, mempersiapkan lembaran baru.

Aku berpesan, nantinya memilih jurusan. Pakailah hatimu, bukan hanya nilai yang kau dapat dari lembar contekan itu, karena kau akan menyesal. Cobalah jujur untuk bertanya, apa tujuan hidupnya. Tinggalkan dulu arus yang sama yang dari dulu dulu kau ikuti, mintalah restu dari mereka yang selalu berdoa meski kau tak tahu. 

Kawan-kawan seperjuangan, perjalanan masih panjang. Jika kau lanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi, ingatlah bahwa kau orang-orang beruntung yang terpilih. Pikullah mimpi teman-temanmu yang tak mampu melanjutkan, akan nantinya ilmu yang kau dapat menjadi awal bekal niat baik yang bermanfaat bagi sekitar, bukan hanya ego dan kegagahan dirimu.

Kepadamu kawan kawan seperjuangan yang harus menjalani jalan yang berbatu terlebih dahulu. Ingatlah bahwa pendidikan formal itu memang yang dilihat oleh mata, tetapi kebaikan melihat hati. Keikhlasan, ketekunan dan kegigihanmu harus kau tunjukkan, bekerja untuk berterimakasih pada mereka yang menyokongmu selama ini. Angkat kepala dan jadilah bangga, tidak berkecil hati.

Kawan-kawan seperjuangan, mungkin tulisan ini menggambarkan yang kau anggap berlebihan, tapi tak ada salahnya mengingat dalam hatimu dan memahaminya disaat kau jatuh ataupun gelisah.

Serevinna

5 Mei 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun