Bahasa, dalam konteks kebijakan, bukan sekadar medium penyampaian pesan, melainkan juga cermin kearifan. Ketika bahasa disalahgunakan atau dipelintir untuk kepentingan teknis, yang hilang bukan hanya kejelasan makna, tetapi juga identitas budaya yang melekat padanya.
Penutup
"Po Ibu" seharusnya mengingatkan kita pada kasih seorang ibu --- bukan pada kewajiban menyumbang seribu rupiah. Jika nama sebuah program lebih ramai diperdebatkan daripada tujuannya, berarti ada yang keliru dalam cara berbahasa kita.
Kebijakan yang baik harus dibungkus dengan bahasa yang arif. Â Perbuatan boleh usai, tetapi kata-kata akan abadi meninggalkan maknanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI