Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kisah Pahit di Balik Megahnya Astra International

30 Juni 2022   09:07 Diperbarui: 30 Juni 2022   20:40 8915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokumentasi Astra Group via kompas.com

Pahitnya Kehilangan

Pada sekitar tahun 1980, seiring pesatnya perkembangan usaha, putra sulung William yaitu Edward Soeryadjaya membesarkan Bank Summa atau Summa Handelsbank Ag.

Saat itu pengelolaan Bank Summa dipegang penuh oleh Edward Soeryadjaya. Ekspansi bisnis dilakukan secara cepat seiring dengan liberalisasi perbankan di tanah air.

Ironisnya, Edward menjalankan bisnis bank itu dengan kurang berhati-hati. Pada tahun 1992, Bank Summa memiliki kredit macet yang sangat tinggi dan diililit utang yang besar.

Bank Summa pun dihadapkan pada berbagai tuntutan yang sangat berat dari nasabah dan mitra bisnisnya.

Pada akhirnya, William Soeryadjaya harus turun tangan membantu sang putra. Ia bahkan rela menjual seluruh sahamnya di Astra ke beberapa konglomerat agar bisa melunasi kewajiban Bank Summa. 

Ya, seluruhnya. Sang pendiri Astra itu kehilangan semuanya dalam sekejap. Itu adalah momen yang sangat pahit bagi Om William yang telah susah payah membangun Astra dari nol.

Namun demi menjaga nama baik keluarga dan memenuhi kewajibannya pada nasabah dan mitra usaha, Om William rela kehilangan Astra.

Skandal Bank Summa ini sempat membuat heboh tanah air, apalagi karena menyeret keluarga Soeryadjaya dan nama besar Astra International.

Bank Summa akhirnya dilikuidasi oleh pemerintah. Namun dengan upaya William untuk membayar berbagai kewajibannya, nama baik Soeryadjaya tetap terjaga.

Bitter side story, momen lepasnya Astra dari trah keluarga Soeryadjaya ini membuat hubungan antara Edward Soeryadjaya dengan adik-adiknya menjadi renggang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun