Salah satu adiknya, Edwin Soeryadjaya, kini memiliki perjalanan bisnis yang lebih baik. Bersama Sandiaga Uno, dia sukses mendirikan Saratoga Capital (kini bernama Saratoga Investama Sedaya), perusahaan investasi yang memiliki portofolio korporasi besar seperti Adaro Energy, Merdeka Copper Gold, dan Tower Bersama Infrastructure.
Sementara, Edward Soeryadjaya kini justru semakin tenggelam, ia tersangkut kasus investasi Asabri dan dijebloskan ke penjara. Edward bahkan tercatat pernah melayangkan tuntutan pemalsuan dokumen kepada Sandiaga Uno, rekan bisnis sang adik, meskipun akhirnya tidak terbukti.
Waktupun berlalu, William Soeryadjaya telah wafat pada tahun 2010, namun kisah dan rekam jejaknya menarik untuk menjadi pelajaran bagi kita semua.
Meskipun bukan lagi pemilik perusahaan, Astra Group bahkan masih sangat menghormati sang founding father. Kini sosok wajah Om William turut terpajang besar di Menara Astra yang megah. Bahkan Presiden Komisaris Astra saat ini, Prijono Sugiarto pernah mengungkapkan bahwa prinsip Om William yaitu catur dharma masih terus dipegang oleh Astra.
Dibalik megahnya bisnis Astra International, ada kisah pahit sekaligus penuh makna. Seperti salah satu kutipan Om William dalam buku biografinya yang berjudul Man of Honor.
"Sesungguhnya manusia dikarunia kebebasan ketika menghadapi persoalan. Menutup mata berpura-pura tak mengetahui, mendiamkan seraya berharap persoalan selesai dengan sendirinya, melarikan diri, atau menghadapinya dengan penuh tanggung jawab"