Mohon tunggu...
Septa SM
Septa SM Mohon Tunggu... -

Investasikan seluruh aset yang dimiliki dalam mendukung hal-hal yang ingin dicapai. Totalitas !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lamaku Menunggu Hukum Alam

9 Juli 2018   12:40 Diperbarui: 9 Juli 2018   13:03 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

semenjak kepergianmu terkisah,
banyak hal yang silih berganti harus ku telaah,
mulai dari kisah yang kuanggap bercanda,
hingga cerita yang menguras air mata,

lama ku mengunggu hukum alam,
mulai dari ku tak bisa membaca,
hingga ku beranjak dewasa,
iya...... berpuluh-puluh tahun lamanya......

lama ku menunggu hukum alam,
hingga pada saat ini kepergianmu masih menyisakan tanya,
kenapa? mengapa? dan bagaimana?
aku kau tuntut untuk menabrak logika... 

lama ku menunggu hukum alam,
perlahan-lahan kau buktikan jiwa ternyata tidak dapat musnah,
walau tubuh kekar berubah,
berubah menjadi ulat, dan ulat mengurai menjadi debu tanah......

lama ku menunggu hukum alam,
heiii........ kamu!!!!
aku yang kau tinggal demi kematian.............
aku  mencium aromamu,
aku merasa pelukanmu,
aku merasa kau di belakangku,
membantuku menggerakkan setiap ototku
menampar sepi yang merongrongiku
kutahu kau membantuku,
menghapus lara yang menari dimataku,
kutahu kau belum mati, iya ... jiwamu !!

lama ku menunggu hukum alam,
sekarang, kau membuktikan memang butuh waktu untuk menunggu
derita dibalas derita,
kematian dibalas dengan kematian
harta menjemput nyawa, bahagia berujung derita..

lama ku menunggu hukum alam,
maaf, aku tak pernah meninginkan kematianmu,
ataupun mengubahnya menjadi dendam,
tapi kau tahu, batin tak dapat berdusta
maafkan aku, semua bergejolak...
tapi aku hanya diam tak pernah berbuat,
aku hanya bercerita kepada alam, dan alam menyambut ku, kemudian ia bersedia melakukan tugasnya,

lama ku menunggu hukum alam,
alam memberikan energi untukku menembus ruang kekelaman,
daun hijau ternyata pelan-pelan berubah menjadi coklat dan gugur berjatuhan
rantingnya yang disombongkan selama ini pun telah tumbang,
bunganya gagal mekar,
buahnya gagal panen. hahaahahahahahahahahahah hebat bukan??

lama ku menunggu hukum alam,
ketahuilah, aku tak pernah mengingankan kematian mereka,
aku hanya berharap seperempat yang ku terima mereka nikmati,itu saja....
tapi, alam membuktikan dengan kekuatannya,
ia mendukungku lewat hukumnya,
hukumnya pun ternyata bertindak lebih dari yang kuduga,
kini ku sadar, tak perlu kubalas derita dengan amarah,
hanya perlu bercerita kepadanya, dan ia pun akan melakukan tugasnya. 

lama ku menunggu hukum alam,
tenanglah, tetaplah dibelakangku.
bisikkan cintamu untukku selalu lewat mimpiku
taburkan rindumu lewat setiap aura di mataku
ciptakan inginmu lewat pesanmu dalam kedamaian,
aku percaya, kita kan menang. tunggu aku mencapainya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun