Tips Agar Nabung Kurban Konsisten hingga Idul Adha
Seringnya, kita semangat di awal-awal saja, lalu kendur di tengah. Nah, berikut tips kecil tapi manjur agar semangatnya tidak pernah memudar:
- Tulis niatmu dan tempel di tempat yang sering terlihat. Misalnya: “Tahun depan aku mau persembahkan kurban untuk orang tuaku.”
- Gunakan reminder bulanan di ponsel.
- Jangan terlalu idealis. Nggak harus langsung kurban sapi. Mulai dari kambing pun sudah luar biasa.
- Berpartner. Cari teman atau pasangan buat bareng-bareng nabung kurban. Nggak cuma menyemangati, tapi juga menguatkan.
Apakah Semua Orang Harus Kurban?
Tidak. Tapi kalau jiwa kamu merasa terpanggil, ada rejeki yang bisa kamu sisihkan, dan ada keinginan yang terus muncul setiap tahun — kenapa tidak mulai mencoba?
Seorang teman saya, driver ojol, bisa ikut kurban tahun lalu. Caranya? Ia kumpulkan Rp10.000 per hari selama setahun. Bukan dari sisa, tapi dari tekadnya untuk ikut berkurban.
Itu bukti bahwa kurban bukan soal penghasilan, tapi soal keberanian untuk menyisihkan.
Kurban: Perjalanan Iman yang Dimulai dari Tabungan Kecil
Tahun depan bisa terlihat sangat berbeda kalau kita berani mulai dari sekarang. Kamu nggak harus kaya dulu untuk bisa berkurban. Kamu hanya perlu komitmen kecil, konsisten, dan niat yang besar.
Kurban bukan cuma soal menyembelih hewan. Ini tentang menyembelih ego, keserakahan, dan rasa takut bahwa memberi akan membuat kita kekurangan. Padahal justru sebaliknya — kurban itu membuka pintu rezeki yang tak terduga.
Mulailah hari ini. Sisihkan uang sebagian kecil, niatkan untuk menjadi besar. Tahun depan, kamu bukan cuma menonton, tapi kamu ikut menyuarakan takbir dengan hewan kurbanmu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI