Setiap kali takbir menggema di hari raya Idul Adha, ada satu rasa di hati yang ikut bergetar, “Ingin sekali ikut berkurban.” Tapi sering kali, keinginan itu terhalang satu hal — saldo yang tidak pernah cukup. Rasanya kurban hanya untuk mereka yang “lebih mampu”. Padahal, tidak sedikit dari kita yang punya keinginan, tapi bingung harus bagaimana.
Tapi kalau dipikir-pikir, ternyata berkurban itu bukan tentang kemampuan finansial semata. Ini tentang perencanaan, komitmen, dan keberanian untuk memulai lebih awal. Berkurban itu ibadah besar, tapi jalannya bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang realistis.
Nabung Kurban Itu Soal Niat dan Strategi
Dalam Islam, berkurban memang tidak diwajibkan bagi yang tidak mampu. Tapi semangatnya adalah berbagi. Dan kalau kita benar-benar ingin ikut serta dalam ibadah ini, sebenarnya bisa saja. Kuncinya: disiapkan, bukan ditunda-tunda.
Sebagai gambaran, 1/7 bagian sapi di tahun 2025 diprediksi berada di angka Rp2,2–Rp2,5 juta. Kalau dibagi 12 bulan, itu berarti sekitar Rp180.000–Rp210.000 per bulan. Terasa lebih ringan, bukan?
Masalahnya, banyak dari kita baru kepikiran soal kurban saat mendekati Idul Adha. Padahal, kalau dimulai sejak jauh-jauh hari, rasanya tidak akan seberat itu.
Cara Nabung Kurban: Mulai dari Sekarang, Bukan Nanti
Coba ambil kalkulator. Kalau kamu sisihkan Rp7.000 per hari atau setara dua gelas air mineral botolan, maka dalam setahun kamu bisa mengumpulkan lebih dari Rp2,5 juta. Cukup untuk berkurban kambing sendiri atau patungan sapi.
Kamu bisa pilih bentuk nabung yang paling cocok:
1. Celengan Kurban Manual