Mohon tunggu...
Senobius Mbasu
Senobius Mbasu Mohon Tunggu... "Menulis adalah bagian dari keindahan"

"Biarlah Orang Bijak Mendengar dan Menambah Ilmu, dan Orang yang Berpengertian Memperoleh Bahan Pertimbangan." (Amsal 1:5)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Belajar dari Kehidupan: Cermin Pola Asuh dalam Pembentukan Karakter

4 Mei 2025   06:42 Diperbarui: 4 Mei 2025   21:33 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi Anak Belajar dari Kehidupan (Doc.Pribadi)

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri 

Terlalu memanjakan atau terus menerus menunjukkan belas kasihan atas kelemahan anak membuatnya sulit berkembang. Anak akan merasa tidak berdaya dan menggantungkan diri pada orang lain.

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri 

Mengolok, mengejek, atau menjadikan kekurangan anak sebagai bahan lelucon menghancurkan harga diri mereka. Anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak yakin pada dirinya dan sulit mengekspresikan diri.

Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian 

Ketika orang tua sering membandingkan anak dengan orang lain, terutama dengan pujian yang berat sebelah, anak akan merasa tidak cukup. Iri hati tumbuh dan berkembang menjadi dendam atau rasa tidak suka terhadap keberhasilan orang lain.

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah 

Memarahi anak di depan umum atau mencemooh kesalahannya membuat anak merasa dirinya tidak berharga. Ia tumbuh penuh rasa bersalah, bahkan untuk hal-hal yang bukan kesalahannya.

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri 

Dukungan positif yang konsisten membuat anak percaya pada kemampuannya. Ketika orang tua memberi dorongan saat anak ragu, anak belajar bahwa mencoba adalah bagian dari belajar.

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun