Semua orang pasti mempunyai bapak. Setiap orang mempunyai cerita tentang bapak. Setiap cerita tentang bapak pastilah bermakna. Bapak bagi kami adalah sosok inspiratif yang selalu ada berbagi dengan segala ide dan candanya. Ajaran bapak tertanam di hati  agar kami berani, jujur, dan disiplin baik dalam waktu maupun kebiasaan.
Disiplin yang diterapkan di rumah, menjadikan kami pribadi yang tangguh dan bergerak cepat. Bapak meminta kami untuk tidak menunda pekerjaan. Bapak juga mendidik kami seperti yang layaknya sekolah militer.
Kenangan bersama bapak pasti akan selalu menjadi kisah yang teramat indah. Untuk anak-anaknya tak ada yang terlewat dari sosok bapak. Ini ceritaku tentang bapak, bagi kami anak-anaknya bapak adalah malaikat yang berjiwa.
Waktu itu bulan Ramadhan cuaca panas terik. Bapak baru pulang dari dinasnya, masih dua jam lagi waktu berbuka. Waktu itu aku dan adikku masih berusia 9 dan 8 tahun, kami berbaring saja di sofa depan. Lapar dan haus yang melanda karena sudah seharian berpuasa membuat kami malas untuk bergerak, bahkan bermain saja kami enggan. Seperti anak-anak lain, hanya jam di dinding yang selalu kami tengok.
"Anak bapak, puasa semua nih?" tanya bapak pada kami yang lemas tanpa tulang. Aku mengangguk dan melanjutkan dengan mengambil bantal sofa. "Puasa kok lemas terus, yuk kita cari kerang di pantai Cilincing," kata bapak pada kami yang langsung melompat kegirangan.
Kegiatan di pantai Cilincing kalau sore apalagi di bulan puasa menjadi kegiatan yang mengasyikan. Biasanya aku dan adikku yang selalu diajak bapak, kata bapak karena kami berdua yang muat di boncengan motor. Kali ini bapak mengajak kakakku ikut.
Bapak baru pulang dari dinas harusnya bapak istrahat, tapi melihat buah hatinya lemas karena puasa, bapak mengajak kami 'ngabuburit' alias jalan-jalan menunggu waktu berbuka di pantai dekat rumah. Pakaian kebesaran bapak sudah berganti dengan kaos dan celana pendek, khas bapak.
Pantai Cilincing tidak begitu jauh dari rumah kami dan selalu ramai oleh pengunjung apalagi kalau bulan Ramadhan. Kadang saja sih bapak mengajak kakakku sehingga motor bapak penuh dengan anak-anak bapak. Motor bapak akan memuat empat orang penumpang. Aku, adikku, dan kakakku dengan bapak yang mengemudikan memenuhi sadel motor dengan tubuh kami yang sudah mulai besar.
Sambil menunggu waktu berbuka aku dan adikku akan diajak bapak mencari kerang yang banyak bertebaran di pantai. Kakakku sibuk mengukir nama di pantai. Sesekali bapak mengangkat adikku yang memang badannya kecil ke udara dan memutar seolah-olah akan melempar. Kenangan itu terekam jelas olehku karena permainan itu membuat aku berebut untuk ikut diangkat. Sesekali bapak mengangkatku, tapi adikku pasti akan berteriak untuk diangkat juga.
Malam takbiran atau sehari sebelum lebaran, malah lebih seru lagi, bapak akan mengajak kami berkeliling kompleks sambil bertakbir. Bapak selalu ada untuk kami sesibuk apapun. Aku dan saudara-saudaraku akan ikut kemana saja bapak mengajak kami tinggal.
Tidak heran kalau kami merasakan pindah rumah sebanyak empat kali. Bukan karena habis kontrakan, melainkan tugas bapak yang membuat kami harus ikut bapak. Bapak ingin keluarga kami berkumpul walaupun harus sering berpindah tempat tinggal.