Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Humor: Abu Nawas Mencoba Mem-prank Malaikat Pencatat Amal Baik

27 Maret 2024   09:43 Diperbarui: 27 Maret 2024   09:45 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana asrama mahasiswa. (Freepik/vectorpouch)

Di sebuah asrama mahasiswa universitas terkemuka di kota Baghdad, hiduplah seorang mahasiswa bernama Abu Nawas bersama empat orang teman sekamarnya. Abu Nawas, yang dikenal karena kekonyolan dan kecerdikannya, namun tak jarang bertindak jahil, memiliki rencana unik untuk bulan Ramadan.

Pada tanggal 1 Ramadan, saat perkuliahan masih berlangsung tanpa libur, Abu Nawas mengumpulkan teman-temannya setelah salat asar. Dengan semangat, dia membagikan ide gila namun genial untuk buka puasa bersama ala Abu Nawas.

"Ide gilaku ini terinspirasi dari sebuah hadis," ucap Abu Nawas sambil membaca judul dari sebuah tulisan yang ia ingat, "Keutamaan Memberi Makan Orang Berpuasa, Raih Pahala Seperti Orang yang Berpuasa."

Dia melanjutkan, "Bayangkan, teman-teman, jika kita bergantian memberi makan satu sama lain selama 25 hari. Setiap orang akan mendapat giliran lima kali untuk mengundang empat teman lainnya. Ini berarti kita seakan-akan memberi makan 20 orang dalam sebulan!"

Teman-temannya terpesona dengan ide tersebut, namun Bahlul, salah satu dari 4 mahasiswa itu, yang selalu skeptis, bertanya, "Tapi, Abu Nawas, apakah malaikat pencatat amal tidak akan curiga? Bukankah ini terdengar seperti kita mencoba mem-prank mereka?"

Abu Nawas, dengan tatapan nakal namun bijak, menjawab, "Bahlul, sejak kapan kita bisa mem-prank malaikat? Semua ini adalah tentang niat, dan pahala atau balasan itu langsung dari Allah SWT."

Kemudian, dengan nada serius bercampur humor, Abu Nawas menambahkan, "Dan ingat, Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa itu adalah untuk Allah, dan Dia yang akan membalasnya. Jadi, kita tidak perlu khawatir. Yang penting niat kita baik, dan mungkin saja, dengan cara ini, bau mulut kita akan lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi!"

Keseluruhan asrama tergelak mendengar penjelasan Abu Nawas. Mereka setuju dengan rencana tersebut dan menjalankannya dengan penuh semangat. Selama 25 hari, asrama itu dipenuhi dengan aroma masakan lezat dan tawa riang. Abu Nawas, dengan kecerdikannya, tidak hanya berhasil membuat bulan Ramadan mereka berkesan tapi juga mengajarkan nilai penting berbagi dan kebersamaan.

Dan begitu bulan Ramadan berakhir, mereka semua merasa telah mendapatkan lebih dari sekadar pahala puasa; mereka mendapatkan persahabatan, keceriaan, dan pelajaran berharga tentang kehidupan, semuanya berkat rencana konyol namun cerdik dari Abu Nawas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun