Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Dari Homo Sapiens ke Transhuman, Siapkah Kita?

26 Februari 2025   21:50 Diperbarui: 27 Februari 2025   01:11 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.amazon.com/Singularity-Nearer-Ray-Kurzweil/dp/1847928293

The Singularity is Nearer: When We Marge with AI  merupakan buku terbaru Ray Kurzweil yang terbit 2024. Buku ini sebagai "kelanjutan" dari buku sebelumnya, yaitu the Singurality is Near (2005). 

Perbedaannya hanya pada fokus pembahasan dan update berbagai capaian mutakhir teknologi. Namun, intinya adalah penegasan kembali terjadinya singularitas teknologi pada tahun 2045.

Asal tahu saja, Kurzweil adalah ilmuwan komputer, penulis, wirausahawan, inventor (penemu) dan futuris. Riset-risetnya dibidang kecerdasan buatan (AI), transhumanisme, singularitas teknologi, teknologi kesehatan, dan futurisme. Sejak tahun 1980-an 80-an % dari prediksinya terbukti.

Termasuk membuat prediksi tahun 1990 bahwa komputer akan memenangkan juara pecatur dunia sebelum tahun 2000. Dan, tahun 1997 deep blue mengalahkan Gerry Kasparov. Salahsatu predisksinya untuk waktu dekat adalah bahwa AGI (artificial general intelligence) akan terwujud 2029.  AGI adalah AI yang memiliki kecerdasan (kemampuan) beragam seperti manusia namun melakukannya dengan jauh lebih baik, lebih efektif dan powerful.

Terdapat tiga konsep kunci yang diusung Kurzweil dalam the Singularity is Nearer, yaitu Singularitas Teknologi (ST), Pertumbuhan Eksponensial Teknologi (PET), dan Transhumanisme (TH).

ST merupakan sebuah titik dimana kecerdasan buatan (AI) telah melampaui kecerdasan manusia sehingga membawa perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ekstrimnya, sebuah titik dimana manusia mungkin tidak dapat lagi sepenuhnya mengendalikan teknologi. Syukur kalau bukan kebalikannya.

Kapan terjadinya? Tahun 2045!!!  Saya tidak membahas implikasinya (yang banyak itu) di sini, tetapi akan saya lakukan di kesempatan lain. Baik melalui wall ini maupun video.

Bagaimana itu terjadi? PET menjadi sebab yang berkonsekuansi pada singurality. Bobot capaian 1000 tahun dapat dicapai hanya dalam waktu 100 tahun di abad XX, lalu bobot itu hanya butuh 20 tahun di XXI, dan seterusnya hanya 7 tahun lalu terus hingga tidak ada jarak. Teknologi bergerak dengan kecepatan liar dan makin menggila.

Dan semua ini akan membawa peradaban manusia berantakan.  "Gerobak tua" evolusi yang super lamban segera digilas oleh mesin revolusi yang melesat bak cahaya.

Ini akan membawa manusia bertransformasi dari Homo Sapiens ke Transhuman (TH) atau oleh Yuval Harari disebut Homo Deus.

Bisa dikatakan, membawa manusia terlempar keluar dari jalur evolusi dan meluncur di jalur revolusi. Evolusi mungkin menjadi bangkai primitif homo sapiens.

Apa itu Transhuman? TH adalah kondisi dimana manusia (kalau masih bisa disebut begitu) telah tertintegrasi dengan teknologi. Sepenuhnya, sebagian atau beberapa. Syaraf-syaraf otak (neuron) tersambungkan dengan computer sehingga memori bisa di-upgrade.

Lewat BCI (brain-computer interface) transhuman dapat berkomunikasi secara telepatik. Informasi diakses secara langsung (tanpa lewat alat perantara computer atau smart phone).

Potensi hidup abadi karena melalui capaian nano teknologi (bioteknologi) berbagai penyakit potensil dapat diatasi dengan mudah. Robot nano juga dapat berfungsi melakukan regenarsi sel sehingga memungkinkan manusia selalu awet muda. 

Organ-organ biologis manusia mungkin sebagian besar tergantikan oleh teknologi.  Bahkan, manusia tidak lagi (harus) eksis secara biologis melainkan secara digital. Dengan identitas baru itu (digital) manusia dapat melakukan penjelajahan lintas galaxy.  Ini bukan film fiksi.  Ini realitas di depan mata.  

Secara keseluruhan, "The Singularity Is Nearer" menawarkan visi masa depan di mana pertumbuhan eksponensial dalam berbagai teknologi akan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan memahami eksistensi kita sebagai manusia. Bahkan merubah cara manusia bereksistensi, tertutama tidak lagi tergantung pada organ biologis.

Apakah ini menandai awal kepunahan homo sapiens, seperti "prediksi" sejarawan evolusi, Prof. Noah Yuval Harari? Mengapa banyak diantara kita tidak (belum) menyadarinya?

Apakah kita tidak siap?  Apakah dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi kita telah  mempersiapkan generasi kita menyambut era baru yang sangat revolusioner ini?

Padahal tinggal 20 tahun lagi, dan itu waktu yang tidak lama.  Saya bahkan memperkirakan akan lebih cepat dari 2045.

Bagaimana pendapat Anda?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun