Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Anak Terjebak dalam Cinta Segitiga Orang Tua

17 Agustus 2021   18:45 Diperbarui: 17 Agustus 2021   18:47 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cinta Segitiga (CNNindonesia.com)

"Bu, buku saya tertinggal di rumah mama."
"Lho, kamu memang sekarang di rumah siapa?"
"Aku lagi di rumah papa. Kalau Sabtu dan Minggu, mama antar aku ke rumah papa. Nanti, hari Senin sampai Jumat baru di rumah mama. Mama lagi sakit, jadi aku sama papa."

Sekilas pembicaraan Dendy kepada gurunya. Pembicaraan yang menyisakan tanya di hati sang guru. Usia yang belia, tetapi terpaksa harus menelan kenyataan pahit akibat cinta segitiga orang tuanya.

Sudah enam bulan ini Dendy selalu berpindah dari rumah mama dan papa. Memang, Dendy masih bisa bertemu dengan kedua orang tuanya. Namun, kedua orang tuanya tidak dapat tinggal dalam satu rumah lagi.

Setiap akhir pekan, Dendy bertemu dengan papanya dan mami. Mami adalah sebutan bagi istri baru papanya. Sementara, ia menyebut ibu kandungnya dengan sebutan mama. 

Mama memang baik terhadap Dendy dan adiknya. Sayangnya mama menjadi sering marah dan pulang malam sejak papa tidak di rumah lagi. Sesekali Dendy menjumpai mama pulang pagi hari dengan kondisi mabuk. Berjalan agak terhuyung dan tercium aroma alkohol dari mulutnya. Jika sudah begitu, Dendy hanya bisa diam tanpa tahu harus berbuat apa.

Pelajaran Dendy di sekolah mengalami penurunan. Semangat belajarnya sudah berbeda dengan enam bulan lalu. Hal ini menjadi keprihatinan di hati sang guru.

"Sayang sekali jika anak berpotensi terpaksa kehilangan semangat hanya karena kesalahan orang tua."

Bu Nita, wali kelas Dendy berusaha untuk bertemu dengan mamanya. Hal ini disebabkan karena Dendy makin sering terlambat hadir di sekolah. Belum lagi tugas-tugas yang terbengkalai dan perubahan yang drastis dirasakan oleh Bu Nita. Jika ini diteruskan, dikhawatirkan akan terjadi sesuatu dengan Dendy.

Dendy adalah salah satu gambaran bocah korban cinta segitiga orang tua. Saat ayah berpindah ke lain hati dan bersatu dengan wanita lain. Sang ibu merasa terpuruk dan mengabaikan peranannya sebagai orang tua. Boro-boro untuk mengurusi anak, mengurusi kepedihan hati akibat perpisahan saja masih belum bisa.

Segelintir kisah dari kehidupan cinta segitiga manusia, yang tanpa disadari bisa berimbas kepada anak. Di usianya yang masih belia, anak belajar memahami kondisi orang tua. Padahal, usianya belum matang. Bisa jadi salah persepsi dalam diri anak terhadap apa yag dialami orang tua. 

Beberapa anak yang terjebak dalam cinta segitiga orang tuanya mencari penghiburan diri. Tak jarang ada yang salah pergaulan demi mendapat perhatian. Beberapa di antaranya menjadi benci kepada orang tuanya, bisa salah satu pihak, atau bahkan keduanya.

Jika berurusan dengan cinta, rasanya tiap manusia punya rasa. Hanya saja ada batas dan norma yang perlu dipatuhi demi kenyamanan bersama. Jangan sampai hanya karena cinta, akhirnya buta rasa terhadap tanggung jawab terhadap keluarga.

Anak Korban Cinta Segitiga

Seorang anak korban cinta segitiga orang tua tidak mudah untuk berdamai dengan keadaan. Entah anak dari pihak pertama atau pihak kedua. 

Dampak cinta segitiga orang tua, bisa berakibat pada perceraian dan bisa juga tidak. Tergantung keputusan dan cara penyelesaian dari tiap pasangan. Namun, kisah cinta segitiga orang tua akan memengaruhi mental anak jika anak mengetahui permasalahan tersebut. 

Anak yang terjebak dalam kisah cinta segitiga orang tuanya akan mengalami beban psikologis dalam jangka waktu yang panjang. Pastinya hal ini berpengaruh terhadap kemampuan dan tumbuh kembang anak. 

Beberapa sikap yang dapat dirasakan anak ketika mengetahui orang tuanya sedang terlibat cinta segitiga antara lain:

1. Malu

Perasaan malu akan hadir bagi seorang anak yang mengetahui orang tuanya terlibat cinta segitiga. Jika dibiarkan, lambat laun anak enggan berbicara dan akhirnya tidak percaya diri. Ia pun akhirnya akan menarik diri dari teman-temannya.

2. Marah

Perasaan marah merupakan emosi yang keluar karena adanya perasaan tersakiti. Bisa saja ia tidak terima jika salah satu orang tuanya tersakiti atau karena ia tidak menerima perhatian lagi sejak terjadinya kisah cinta segitiga orang tuanya. 

3. Merasa kesepian

Rasa kesepian yang dialami anak bisa terjadi karena ia tidak mendapat perhatian yang sama. Bisa juga sebagai akibat ia menarik diri dari teman-temannya. 

4. Merasa kebingungan

Ketika terjadi masalah pada orang tuanya, anak merasa bingung harus berpihak pada siapa. Lebih parahnya jika hal ini dialami pada anak-anak yang masih belum dewasa. Dalam dirinya mungkin ada banyak pertanyaan: Mengapa ini terjadi, Siapa yang bersalah, dan mungkin berbagai pertanyaan yang tidak dapat langsung terjawab dalam waktu singkat. 

5. Memiliki perilaku kasar

Perilaku kasar dari anak bisa terjadi sebagai akibat luapan amarah. Namun, bisa juga karena efek melihat pertengkaran orang tua. Suatu luapan emosi karena tidak tahu harus berbuat apa.

Menjadi seorang anak korban cinta segitiga memang tidak enaked. Namun, jika hal tersebut sudah terjadi, bukan berarti akhir dari kehidupan. Anak masih memiliki perjalanan panjang untuk meraih mimpi.

Selain orang tua, orang-orang di sekitar juga bisa menjadi penyelamat masa depan anak. Tidak menggunjingkan permasalahan orang tua dan mau mengajak anak bercerita atau sekadar menjadi teman curhat, dapat membantu kebingungan mereka. 

Apa pun keadaan orang tua, anak tetap membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Rasa cinta dan dukungan dari orang tua inilah yang akan menguatkan mereka dalam menapaki masa depan.

Seiring berjalannya waktu, anak akan bisa berdamai dengan keadaan. Namun, hal ini memerlukan proses panjang. Di sinilah pentingnya arti pendampingan.

Saya mohon maaf jika ada kesamaan cerita dalam kisah Dendy.

Referensi:

satu

dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun