Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Selamanya Bercerai itu Duka yang Panjang

27 November 2013   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:37 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13855376101405720038

Cerai........ Sepertinya kata itu tak pernah melintas dari pikiranku andai saja kau tak memulainya kanda. Sekian waktu aku mengabdi padamu sebagai istri dan ibu bagi kedua anak-anak kita, ternyata tak membuatmu bisa menilai betapa, aku adalah wanitamu, sahabatmu, ibu anak-anakmu, dan pesuruhmu, dan itu manyakitkanku. Sebagai wanitamu, mungkin aku terlalu banyak kekurangan Kanda, aku tidak cantik seperti teman-teman kerjamu, aku tak pandai berdandan dan aku tak mahir bercinta. Hingga kau memutuskan mencari wanita yang lebih segala-galanya dariku. Itu hak-mu, itu keputusanmu. Tapi kanda, aku telah berusaha menjadi sahabatmu,setia mendampingimu dalam suka maupun duka, dalam sakit dan sehat. Belasan tahun tak pernah terlintas dari benakku untuk tak mengabdi padamu, apapun yang kamu mau, aku turuti dengan keikhlasan hati.  Aku juga telah berusaha menjadi pesuruhmu, menyediakan segala sesuatu untukmu dalam kerelaan dan kepasrahan. Namun semua itu tak bernilai dari pandanganmu kanda. Dan kini, putusanmu adalah fatwa yang tak bisa di patahkan olehku dan juga oleh kedua buah hatimu. Segalanya telah terjadi. Aku dan kanda resmi bercerai. Membawa duka dan air mata dariku yang selama beberapa pekan membanjiri wajahku. Aku yakin kedua anak kita merasakan hal sama  denganku, mereka bersedih. Namun apa hendak dikata, kanda telah mengambil keputusan. Satu purnama berlalu sudah sejak keputusan yang membawaku pada duka dan lamunan panjang. Aku telah bangkit dari keterpurukan, telah bisa menata kembali hati yang sebelumnya hancur berkeping-keping. Juga telah kutemukan arti kehidupan yang harus aku perjuangkan sendiri. Bahwa sejatinya hidup itu sekedar singgah di dunia yang fana, bahwa sejatinya kehadiranku bisa berguna buat banyak manusia lain. Dengan kebisaanku menulis aku sangat berharap bisa memberikan semangat buat khalayak. Dengan begitu aku merasa bahagia, dengan begitu aku bisa merasakan kehadiranku sangat berarti bagi mereka. Tidak seperti saat aku masih berstatus sebagi istrimu, kanda. Tidak ada waktu luang yang membuat aku leluasa mengabdikan diriku bagi orang lain selainmu. Seluruh waktuku tersita untukmu. Bercerai memang sesuatu yang sangat menakutkanku kanda, namun bukan berarti kiamat, masih ada hari untuk memperbaiki hidup, masih ada waktu untuk membuktikan bahwa diriku bisa berguna buat orang lain. Hari ini dengan lantang bisa aku ucapkan, selamat datang kehidupan yang sebenarnya. Kanda, terima kasih telah menceraikanku....

***********

nb

Buat perempuan-perempuan perkasa, sejatinya hidup indah itu adalah tatkala kita bisa berbagi kasih sayang terhadap sesama.

ilustrasi gambar : Gilang Rahmawati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun