Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[HUT RTC] Takdir Cinta

20 Maret 2016   18:03 Diperbarui: 20 Maret 2016   18:37 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi gambar : Gilang Rahmawati"][/caption]Minggu ketiga : terinspirasi lagu

Saat Ari Lasso katakan "aku jatuh cinta padamu sejak pertama bertemu" di lagunya Cinta Sejati, lalu tetiba aku ingat kenangan tentang dirimu. Dirimu yang kini entah...di mana?.


Kenangan pertama kali jumpa denganmu masih jelas terekam oleh otakku, dan rasanya tak kan bisa aku lupakan meski kini musim telah berganti berpuluh-puluh kali.


Saat itu, aku tengah membuka pintu rumah tante , tatkala kamu melintas tepat di depanku.


Tanpa sengaja tatapan mataku beradu denganmu. 


Duh...serasa degub jantungku terhenti manakala mata elangmu tajam memandangku. Menikam rasaku hingga aku kehilangan akal, tanpa sadar mataku tak lepas dari wajahmu. Sejenak kita saling memandang, kau tebarkan seulas senyum. Senyum yang mahal kurasa, sebelum akhirnya dirimu masuk ke dalam rumah sebelah rumah tanteku. Memang aku baru dua hari tinggal di rumah tanteku jadi aku belum mengenalmu, meski orang tuamu tinggal di sebelah rumah tanteku.


Sejak saat itu, hatiku selalu resah, selalu mengingat tajam matamu. mengingat senyum mahalmu Ahai..rupanya aku telah jatuh cinta padamu sejak pertemuan itu. 


Bersyukur, karena ternyata aku tak bertepuk sebelah tangan, tak berapa lama kau pun ungkapkan cinta padaku. Dan dunia bagaikan pelangi bagiku saat itu, setelah sekian waktu aku terpuruk dari kisah cinta masa laluku yang kandas oleh keadaan.
Lalu babak baru dari kisah cintaku dimulai, bersamamu, si mata elang.


CInta kami memang indah, namun tidak dengan perjalanannya. Sekuat apa aku dan kamu pertahankan cinta ini, namun takdir tidaklah berpihak. Kita berpisah, tanpa pesan tanpa sepatah kata, sebab keadaanku yang menodai hubungan percintaan kita.


Kini bepuluh tahun berlalu, terkadang aku masih sangat merindukanmu, ingin berjumpa dengan dalam satu pertemuan indah, sama dengan pertama kali kita bertemu. Rasanya itu tak mungkin. Aku dan kamu tak kan pernah bisa bersatu dalam cinta, sebab takdir memanglah tidak sesuai dengan keinginan kita.
Namun cinta sejati yang bersemayam dalam hatiku tak kan pernah mati, meski ajal menjemput.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun