Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... blogger

hanya perempuan biasa, mengais takdir dalam sunyi

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Lelaki Masa Lalu

22 Mei 2025   11:36 Diperbarui: 22 Mei 2025   11:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar Gilang Rahmawati

Entah angin apa yang membawamu kembali di hadapku di sore yang masih diwarnai gerimis tiga bulan lalu. Aku tertegun, banyak tanya muncul di otakku tentang kedatangannya. Sudah hampir 30 tahun kami tak saling sapa. Kami pernah dekat saat usia masih terbilang muda, meski hanya sebentar.Namun tak ada pertengkaan, tak ada pesan kami berpisah. Hingga detik ini, kami dipertemukan oleh takdir.

Dan pertemuan sore itu kami isi dengan ngobrol di sebuah kedai kopi. Dia menceritakan kalau dirinya sudah menduda karena istrinya meninggal dua tahun lalu  dan dua anaknya sudah menikah. Dia ternyata sudah tahu suamiku pun sudah meninggal dunia satu setengah tahun lalu. Lalu aneka cerita mengalir bak sungai di musim hujan, menderas memenuhi ruang pikiran. Hingga tak terasa malam telah larut, kami pulang ke rumah  masng-masing.

Kini hari-hariku dipenuhi oleh obrolan dengannya, baik via chat WA, telpon atau sekedar bertemu ngopi bareng. Bias-bias asmara yangdulu meredup kini muli berpijar kembali, degup rasa itu hadir dan bersemi di hati. Kami berdua tak bisa memungkiri takdir yang berlaku, meski sebenarnya aku sudah bersusah payah menghindari diri agar rasa itu tak hadir di antara kami. 

Namun sekuat hati berusaha untuk tidak tersambung lagi denyar-denyar cinta itu, toh perasaan sayang makin berkembang. akhirnya kami menyerah pada Kuasa Allah.

Hanya saja hingga detik ini aku belum sanggup jujur padanya, kalau aku menyimpan rahasia dan  hanya aku dan dokter yang tahu. Bahwa sejak setahun lalu,ternyata di dalam tubuhku tumbuh kanker darah atau leukemia. Meski masih stadium awal namun aku merasa tubuhku sudah mulai merapuh dan melamah untuk menahan beban kangker ini. 

Pagi ini rencana kami akan bertemu dan aku berniat membicarakan sakitku, Aku sudah pasrah seandainya dengan sakitku dia akan meninggalkanku, itu lebih baik, dari pada dia turut menanggung bebanku. Sebenarnya sejak bangun tidur subuh tadi, aku merasakan mual hebat dan beberapa tetes darah keluardari hidungku. Tapi aku merasa harus bertemu dengan dia untuk kelanjutan kehidupanku.

Waktu terus berputar, jam dinding menunjuk pukul 8, lewat chat WA dia memberitahu sekitar 15 menit lagi akan sampai. Namun tubuhku seakin melemah dan melemah, aku sudah terbaring di kamarku. Kesadaranku mulai menurun, entah apakah aku masih bisa menjumpai dia, lelaki masa laluku yang kini telah menawarkan kambali kasihnya untuk menjagaku. Samar kudengar suara ketokan pintu kamarku, beberapa detik kemudian, aku tak tahu yang terjadi, semua menjadi gelap.

Kedu, 22 Mei 2025 

untuk lelaki masa lalu, terima kasih

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun