Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Terdampar di Pulau Tak Dikenal

10 Juni 2020   11:46 Diperbarui: 10 Juni 2020   12:59 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa tahu ada yg besok mencari". Lanjutku.

                Lalu kami masuk ke hutan untuk menguburkan tulang belulang itu, ternyata jumlahnya banyak juga. Ada 12 jenazah tanpa identitas berikut seragam tentara dimasukan dan disusun di dalam 3 drum, lalu kami kuburkan 

Setelah selesai membacakan doa, kami beri tanda 3 kayu palang layaknya kuburan para pejuang, karena kami mengira mereka adalah prajurit USA.

Rasanya capek juga, tapi kami lega  sudah memperlakukan jenazah-jenazah tersebut secara layak. Selanjutnya sebagian kami masuk ke gudang itu dan tidur. Malam harinya kami buat api unggun dan makan malam bersama.

Hari ke 5.

                Pagi hari ada 4 orang yang berniat masuk hutan lebih jauh lagi. Yang lain tetap memancing, termasuk aku. Namun gelombang tinggi membuat aku menyerah, disusul teman lainnya. Akhirnya semua memutuskan ikut masuk hutan.

Tiba-tiba 4 orang yang masuk sejak pagi keluar dan tampak terhuyung-huyung,  lalu satu persatu roboh. Salah satu dari mereka bilang "Jangan makan buah-buah yang banyak disana, beracun!" Lalu dia diam untuk selamanya.

Ada rasa ketakutan dalam diriku, lalu aku ajak teman-temanku "Semua tinggalkan pulau ini. Ayo pulang, ini pulau kematian."

Kami segera bergegas untuk berkemas, 4 jenazah teman kami langsung dibawa kekapal.

               

                Tapi badai menghalangi niat kami pulang, kecuali kapal yang membawa 4 jenazah. Sebab di rombongan itu ada abang salah satu dari 4 jenazah yg nekad membawa adiknya pulang. Dan mereka berangkat terlebih dahulu beberapa saat sebelum ada badai. Aku dan salah satu teman kamu yang bernama Tomas berdiskusi, dan tercapai kesepakatan bahwa kami berangkat setelah angin reda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun