Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gempa Jepang M 7,2 di Miyagi, Sabtu 20 Maret 2021

20 Maret 2021   23:19 Diperbarui: 16 Maret 2022   23:33 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Foto dari group WA Parents Tohoku University]

"Oh syukurlah, tetap waspada dan siap-siap kalau nanti ada perintah evakuasi ya, Nak."

"Ok, Mi"

"Semoga aman dan sehat-sehat ya, Sayang ... "

Ya begitulah, sudah 1,5 tahun si bungsu kuliah di Jepang, tepatnya di Tohoku University, diterima di program undergraduate (S1), kelas internasional dengan mendapat beasiswa MEXT dari pemerinah Jepang. Sebenarnya si bungsu juga diterima di ITB. Tapi kuliah di luar negeri adalah mimpinya, dan akhirnya aku merestui dia menggapai mimpinya itu.

Memilih kuliah di Jepang harus siap dengan resiko bencana alam, mengingat secara geografis Jepang sering dilanda bencana, mulai dari gempa, angin topan (thypoon) yang biasanya disertai dengan badai, hujan lebat dan angin puting beliung serta banjir bandang.

Aku masih ingat saat orientasi mahasiswa baru, ada acara mitigasi bencana, yang mengajarkan tentang apa-apa saja yang harus disiapkan dan dilakukan saat terjadi bencana alam. Untungnya selalu ada peringatan dari pemerintah bila akan terjadi bencana alam serta prediksi kekuatan dan kerusakan yang ditimbulkan.

Dan benar saja, belum ada sebulan tinggal di Jepang, sudah disambut dengan pengumuman adanya thypoon/badai Hagibis yang bergerak mendekat ke pulau Honsu. Dari  pengamatan satelit saat itu posisi badai masih di samudera Pasifik dan sebentar lagi akan bergerak menuju Jepang. 

Badai Hagibis adalah siklon tropis yang besar dan kuat yang dianggap sebagai topan paling dahsyat. Badan Meteorologi Jepang telah memperingatkan bahwa akan turun hujan yang bisa mengakibatkan banjir setinggi  setengah meter di daerah Tokyo antara Sabtu dan Minggu.  

Jutaan orang terpaksa mengungsi di tengah peringatan banjir dan tanah longsor, banyak penerbangan dan kereta tidak beroperasi selama bencana berlangsung. Badai Hagibis mengakibatkan kerusakan yang cukup parah di beberapa daerah dan memakan korban jiwa.

Aku dan para orang tua yang tergabung di group saling bertukar informasi menjelang badai itu akan melewati daerah Miyagi, tepatnya di kota Sendai, tempat anak-anak menuntut ilmu.

Saat itu mahasiswa baru masih wajib tinggal di dormitory yang disediakan pihak kampus yang untungnya terletak di daerah  perbukitan, jadi aman dari banjir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun