Muncul sebagai figuran di film Iron Man 2, Elon Musk dianggap sebagai Tony Stark di dunia nyata. Meski begitu, bukan berarti ia bekerja sebagai pemeran figuran. Lelaki ini adalah seorang pebisnis yang memiliki minat tinggi pada teknologi dan masa depan. Kata sukses barangkali sudah tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana ia menjalankan usahanya.
Lahir pada 28 Juni 1971, Elon Reeve Musk adalah pria asal Kanada kelahiran Afrika Selatan. Ketertarikannya pada teknologi (dan barangkali juga bisnis) dimulai saat ia berusaha 10 tahun dan diberikan komputer oleh ayahnya. Komputer itu kemudian digunakan untuk membuat program permainan bernama Blastar yang lalu dijual seharga 500 dolar AS pada 1983, ketika usianya baru 12 tahun.
Lalu, apa sajakah usaha-usahanya kemudian?
Â
1. Zip2
Â
Pada tahun 1995, Musk pindah ke California dan mendaftarkan diri untuk mengikuti program pascasarjana di bidang fisika energi di Stanford University. Tetapi, kuliahnya di Stanford itu hanya bertahan 2 hari. Musk keluar dari kampusnya untuk merintis sebuah startup (perusahaan rintisan internet) bersama adiknya, Kimbal Musk, dengan bantuan finansial sebanyak 28.000 dolar Amerika dari ayahnya.
Zip2 adalah nama startup yang Elon dan Kimbal Musk dirikan. Zip2 memfokuskan bisnisnya pada pengembangan dan pemasaran konten-konten yang berkaitan dengan panduan atas suatu kota (city guide) bagi industri surat kabar.
Tak lama setelah berdiri, Zip2 berhasil mendapatkan kontrak dari beberapa perusahaan media besar, seperti The New York Times dan Chicago Tribune. Kesuksesannya membuat perusahaan ini nyaris diakuisisi CitySearch, namun lobi Elon Musk sukses mempengaruhi dewan direksi Zip2 untuk menolaknya.
Pada tahun 1999, Zip2 diakuisisi oleh AltaVista yang ketika itu sudah dibeli oleh Compaq. Dengan nilai akuisisi sebesar lebih dari 307 juta dolar AS dan 34 juta dolar AS dalam bentuk kepemilikan saham. Dari penjualan itu, Elon Musk yang sempat ditolak sebagai CEO Zip2 oleh anggota dewan direksi mendapatkan bagian sebesar 22 juta dolar AS.
Â
2. PayPal