Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teman Sejati

28 September 2020   09:01 Diperbarui: 28 September 2020   09:16 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Saya minta maaf kalo ada kelakuan Kawan-kawan yang kurang tepat" kataku langsung kepermasalahannya.

"Sebenarnya masalahnya bukan itu. Awak khan udah sampaikan supaya tetangga yang pengen fasilitas layanan itu, ijin dulu ke Awak. Khan Infrastrukturnya Awak yang modalin. Meskipun itu udah Awak hibahkan, tapi yaaa ijinlah dulu. Gitu aja kok!" Pakcik tiro menjelaskan duduk persoalannya.

"Ooooooo begitu, Siaaaaaap!" Jawabku meyakinkan Pakcik Tiro

Akhirnya setelah diskusi sedikit alot, Kami mencapai kesepakatan dan Teman-temanku bisa melanjutkan pengembangan infrastruktur di wilayah Pakcik Tiro tersebut. Sambil mengakui kesalahan Anak buahnya, Pakcik Tiro juga mengganti rugi kerusakan kenderaan dinas tersebut. Meskipun kawan-kawan di kantor masih menyimpan jengkel terhadapkelakukan ank buahnya, Aku menganggap masalah selesai.

Waktu terus berlalu dan situasi bisnis juga ikut berubah dengan cepatnya. Pakcik Tiro terkena kasus hukum Illegal Logging dan kesulitan keuangan. Beberapa Bank mencari pakcik Tiro, karena cicilan beberapa kenderaan angkutan Kayu yang Iya miliki terhambat. Selain banyak kenderaan angkutan kayu ditahan, pakcik Tiro berhadapan dengan ganti rugi beberapa proyek yang mangkrak.

Kondisi ini melebar kemana-mana dan terakhir adalah membengkaknya tagilan layanan ICT yang harus Ia lunasi. Ini membuatku prihatin dan agak terjepit. Kebijakan Kantor hanya memberikan kelonggaran pembayaran untuk periode waktu tertentu, bila tidak mampu maka akan berhenti menjadi pelanggan. Sebaliknya Pakcik Tiro masih sangat memerlukan layanan tersebut untuk melanjutkan bisnisnya.

Sebenarnya, Kami di asosiasi pengusaha ikut prihatin dengan kejadian demi kejadian yang menimpa pakcik Tiro. Kami sudah mencoba membantu dengan mengambil alih proyek tersebut agar bisnis Pakcik Tiro bisa dipertahankan. Beberapa proyek kecil, Kami alihkan ke Pakcik Tiro agar bisa survive, namun klien kelihatannya enggan bekerjasama karena khawatir akan mengalami kegagalan lagi.

Istana pakcik Tiropun sudah disita oleh Bank sebagai Jaminan pelunasan hutang dan Keluarganya harus menerima kenyataan menempati rumah mungil yang merupakan peninggalan warisan keluarga. Sebagai Kawan, aku sangat prihatin dengan kondisi yang menimpa pakcik Tiro. Meskipun Ia kaget dan enggan untuk menerima kedatanganku, Aku tetap memaksakan untuk menemuinya.

Aku merasa terpanggil untuk mencari jalan keluar. Bagaimanapun Ia pernah berjasa untukku disaat Aku kesulitan menembus birokrasi di Pemerintahan. Ia dengan ringan tangan membantuku hingga berhasil memiliki relasi dengan orang strategis dan mendapatkan banyak proyek di pemerintahan.

"Kenapa Nak Tantan mau susah-susah datang menemui orang seperti Awak" kata Pakcik tiro merendah.

"Bagiku Pakcik Tiro tetap Guru yang telah banyak membantuku" jawabku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun