Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Patah Hatiku, Unyil

17 September 2020   07:13 Diperbarui: 17 September 2020   07:18 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Yah, gimana nih si Unyil menghitam dan berenangnya terbalik", tangis putriku.

"Ya sudah ikhlaskan saja sayaaang, rejekinya cuma nyampe disitu".  Jawabku mencoba menghibur Putri Bungsuku

Coba bilang "Unyil kalo memang kamu mo mati ya udah Aku ikhlas, mudah2an Kamu nyaman ya Nyil"

Putrikupun mengikuti kalimatku sambil menangis tersedu2.

Siapa sih Unyil itu kata kawanku sewaktu aku ceritakan penyebab putriku murung.

"Si Unyil itu seekor ikan Louhan yang statusnya unexpected birth".

Lho kok bisa?

Karena sewaktu dibeli dari sipenjual ngasih harga murah sambil ngomong bahwa ikan itu cacat.

Saat Saya tanya apanya yang Cacat?

Penjual ikan bilang ada cacat dan merusak warna antara perut dan ekor sebelah kanan.

Karena Saya ga ngerti ya Saya iyakan saja.

Dan jujur saja Saya hanya mengikuti perasaan hati kok senang banget dengan ikan Louhan ini.

Padahal kalo ga dikasih tahu penjual, Aku juga tahu ini namaya ikan Louhan (Ndeso banget yak)

Karena yang namanya senang, maka Saya suka ngarang2 cerita tentang ikan ke Anak2ku dan Alhamdulillah dilihat2 ikan ini sebenarnya indah.

Punya jenong yang menonjol dan membentuk kepala yang unik.

Akhirnya Putri Bungsuku sangat menyenangi ikan tersebut dan memberi nama Unyil.

Waktu terus berganti dan Unyil semakin besar.

Surprisenya.... ternyata warna yang dianggap cacat itu  justru menambah indah ikan Louhan tersebut.

Setiap pagi dan pulang sekolah putri Saya selalu membelai ikan tersebut (suer, ikannya dibelai2 dan kadang2 membuat airnya keruh).

Kelihatannya sudah terbangun chemistry antara keduanya dan kalo dengar mereka berdua ngobrol-ngobrol, hmmm dikira ngobrol dua anak manusia.

"Nyil, tadi sekolah Aku ditanya ustadzah tentang cita-cita.

"Kujawab aja Aku pengen Kaya Kamu Nyil. Punya warna cantik, mandi terus dan jadi teman baikku"

"Kalo Kamu cita2nya apa Nyil?"

"Biar Kita tetap bareng, cita-citanya sama aja yaaa!

Sebagai teman yang baik Saya kirimkan foto ikan tersebut kepenjual untuk menilai apakah ikan tersebut bagus apa tidak, sekalian ngasih tahu ikan itu sahabat bermain anak Saya.

Hasilnya ia terkejut dan bilang ikannya bagus banget

Ia menyatakan salah jual.

Saya tawarkan beliau untuk ambil saja dan kembaliin uang Saya plus biaya makannya.

Tetapi penjual bilang itu ikan rezeki putri Saya dan ga tega mengganggu persahabatan putri Saya.

Naaaah,

Dihari yang naas itu datanglah Kakak Saya pengen bantu bersihin akuarium si Unyil.

Saya sih keberatan khawatir mati lampu dan Louhannya bisa mati karena butuh oksigen.

Karena niat baik akhirnya Saya biarkan Kakak Saya membersihkan akuarium dan memisahkan si Unyil ke ember penampungan.

Lagi asyik-asyiknya bersihin Akuarium, jepret tiba-tiba mati lampu!!!!!.

Kita semua panik karena lampu belon juga nyala dan si Unyil kehabisan oksigen hingga berubah menjadi warna hitam dan posisi ikan terbalik.

Dahsyat lagi, lampu mati hingga subuh dan Kami tak mampu menolong si Unyil.

Saya telepon situkang ikan dan minta bantuan apa yang bisa Kami lakukan.

Berkali2 kutelepon dan tidak dijawab.

Sementara Putriku menangis terus sambil berteriak-teriak

"Unyil, kamu kenapa?"

"Nyil, kok diam aja?"

"Nyil, ayo liat aku donk?"

"Nyil, kok kamu berenagnya terbalik".

"Nyiiiiiiiiiiiiil!" tangis pilu Putriku.

Istriku berusaha meredam tangis putriku, namun it doesn't work.

Esoknya Aku terpaksa minta izin ke sekolah karena putriku mandeg sekolah karena pengen ngedampingi kepergian si Unyil.

Setelah 3 hari si Unyilpun mati dan sambil memeluk Putriku aku berbisik.

"Doakan Ayah punya rezeki, InsyaAllah Ayah akan belikan Ikan yg paling Kamu suka".

"Ga usah Ayah, hanya ada satu Unyil, Kiky ikhlas kok", katanya dengan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun