Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjelang Berbuka

17 Maret 2024   18:28 Diperbarui: 17 Maret 2024   18:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah cahaya senja yang berwarna emas,
Langit memancarkan keindahan yang tiada tara.
Menjelang buka, hati merasa damai,
Menanti nikmat Allah yang akan tersaji.

Di sudut masjid, jamaah berkumpul,
Menyambut waktu yang ditunggu-tunggu.
Bunga-bunga harum terasa di udara,
Menyemarakkan suasana yang penuh berkah.

Langkah-langkah tergesa menuju meja berbuka,
Dengan rasa lapar yang sudah tak tertahankan.
Namun di dalam hati, ada kebahagiaan yang tulus,
Merayakan saat-saat yang penuh rahmat.

Kurma manis dan segelas air putih,
Menjadi hidangan yang dinanti-nantikan.
Di tengah keramaian, ada kebersamaan,
Menguatkan ikatan di antara sesama.

Tak lupa doa yang dipanjatkan bersama,
Mengucap syukur atas nikmat yang diberikan.
Menjelang buka, hati penuh dengan cinta,
Menyambut berkah Ramadan yang tiba.

Biarlah suara adzan maghrib berkumandang,
Menyatukan jamaah dalam ibadah yang suci.
Menjelang buka, kita bersatu dalam doa,
Memohon ampunan dan rahmat-Nya yang murni.

Baca juga: Tadarus

Di setiap langkah, di setiap hembusan nafas,
Ada keajaiban yang tercipta di bulan suci.
Menjelang buka, kita merasakan kehadiran-Nya,
Menyertai setiap langkah kita di jalan-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun