Mohon tunggu...
Henny
Henny Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger | Ibu Bekerja

Ibu bekerja yang sekedar ingin diperhatikan melalui curahan pemikiran di setiap tulisan dan juga suka memperhatikan orang-orang melalui buah pemikirannya di setiap tulisan-tulisannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bertahan, Pertanda Loyal atau Takut?

28 November 2021   23:00 Diperbarui: 3 Desember 2021   03:43 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber : freepik.com

Dua hal di atas merupakan hal-hal yang sering menjadikan sumber katkutan perempuan saat ini. Akibatnya, mereka lebih rentan terkena penyakit dan yang lebih ironisnya adalah terganggunya kesehatan mental.

Ilustrasi | Sumber : freepik.com
Ilustrasi | Sumber : freepik.com

Di sini aku sebagai perempuan sebenarnya hanya ingin beropini dan mengajak perempuan-perempuan yang mungkin setiap hari harus menelan pil ketakutan untuk tetap bertahan.

Mungkin tujuan kamu bertahan untuk hal yang mulia. Tapi kamu juga perlu untuk survive minimal untuk anak atau orangtua. Bagaimana kamu bisa melanjutkan hidup kalau mental dan tubuhmu sakit?

Kamu tidak harus bercerai atau juga menjadi perempuan kasar untuk ditakuti suami. Karena yang paling penting adalah dihargai bukan ditakuti. 

Dan untuk tindakan suami yang membuatmu ketakutan, tersiksa, dan juga mengalami kerugian materi, kamu perlu bersikap tegas. 

Alih-alih untuk menyelamatkan rumah tangga, seringnya sikap terus mengalah dan nurut saja dengan perilaku buruk suami berakibat porak porandanya rumah tangga itu sendiri. Apalagi kalau sudah menyentuh ke aspek keuangan.

Kamu perlu berterus terang ke keluarga atau menghubungi konselor pernikahan atau juga pihak berwajib kalau sudah terjadi kekerasan fisik dan psikis.

Sedangkan untuk urusan kantor, mungkin memang agak sulit untuk berontak dikarenakan adanya aturan-aturan perusahaan yang mengikat. Namun, kita tidak lansung pasrah dengan keterikatan itu, teruslah mengupgrade diri. 

Mulailah mencoba bisnis-bisnis kecil yang tidak perlu modal besar. Atau kamu bisa juga mencoba peruntungan lain yang saat ini banyak diminati ibu-ibu yaitu menjadi influencer dan content creator yang banyak diendorse brand untuk pemasaran produk. 

Atau kamu mulai mencoba melamar pekerjaan di tempat lain, siapa tahu ada lowongan yang sesuai dengan pengalaman kerjamu. Kamu bisa mulai dengan personal branding di LinkedIn.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun