Mohon tunggu...
Scirea Enam
Scirea Enam Mohon Tunggu... -

Journalist and Juventus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wawancara Khusus Peter "Lennon" Budianto

21 Desember 2014   03:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419082494279871006

Bagi Anda yang kerap makan siang atau makan malam di sekitaran Jalan Kaliurang Km 5, pasti sering melihat sosok musisi jalanan yang berdandan ala Beatles. Potongan rambutnya seperti John Lennon muda, berkacamata, berpakaian rapi, dan memanggul gitar di bahu kanannya.

Peter Budie Yatmo nama aslinya. Orang-orang memanggilnya Peter Lennon. Selain karena dandananya yang mirip John Lennon, juga karena kerap membawakan lagu-lagu Beatles saat menghibur orang.Peter tidak pernah bernyanyi. Lagu Beatles ia bawakan secara instrumental. Harmonikanya memainkan nada-nada tonal Beatles sembari tangannya menari pada grip gitar.

Berikut wawancara khusus saya yang juga bisa dilihat di beritajogja.co.id saat mengunjungi rumahnya di sekitar Jalan Simanjuntak.

[caption id="attachment_384403" align="aligncenter" width="336" caption="Peter Lennon waktu ditemui saat mengamen di salah satu rumah makan"][/caption]

Peter menyambut saya di depan rumah. Ia menyilakan kami masuk dan langsung menawari suguhan. “Kopi hangat, tanpa gula,” pinta saya. Setelah kopi datang,  ia lalu menyilakan untuk wawancara.

Sejak Kapan nama Peter Budie Yatmo berubah menjadi Peter Lennon?

Nama Lennon di belakang Peter bukan saya yang melekatkan. Tapi orang-orang yang sudah lama mengenal dan menyukai saya yang melekatkan nama itu. Wong saya bukan keturunan Inggris. Asli kelahiran Salatiga. Nih lihat.. (Peter mengeluarkan KTP-nya dari dalam dompet).

Lalu sejak kapan tepatnya nama itu melekat?

Mungkin sejak mulai ngamen membawakan lagu-lagu The Beatles dari tahun 81. Dulu saya ngamen itu antar kota. Tidak di Jogja saja. Door to door. Naik turun bus. Sejak tahun 90-an, saya akhirnya kembali dan menetap di Jogja dan melanjutkan profesi saya ini. Orang-orang setelah itu mengenal saya dengan nama Peter Lennon.

Apa nggak dimarahin orang tua saat ngamen antar kota waktu itu?

Ya sembunyi-sembunyi Mas. Waktu itu kan juga takut kena marah orang tua, apalagi saya masih kuliah. Tapi ingin cari uang sendiri. Jadinya ya sembunyi-sembunyi.

Sejak ngamen tahun 1981 itu sudah main lagu Beatles dengan harmonika saja?

Iya. Sudah. Saya sudah menyukai Beatles sejak SMP. Dan akhirnya Tuhan membawa saya untuk menghibur orang dengan lagu-lagu mereka.

Lebih enak mana, ngamen antar kota atau di wilayah yang tetap seperti sekarang?

Keduanya punya tantangan masing-masing. Kalau door to door resikonya besar, sebab siapa tahu saat kita ngamen orang di rumah itu lagi ada masalah. Pas kita berniat baik menghibur orang, malah kena damprat. Kalau saat ini resikonya juga sama besarnya. Psikologis orang saat makan itu sensitif, jadi harus sopan dan main bagus.

Punya pengalaman nggak terlupakan saat ngamen door to door?

Banyak Mas. Didamprat orang, nyelametin perempuan yang lagi dikejar-kejar orang dan lain sebagainya. Pengalaman itu membuat saya kuat dan akhirnya seperti ini.

Mengapa tidak nyanyi saja? Apakah itu untuk membedakan Peter Lennon dengan musisi jalanan lainnya?

Iya betul. Membawakan lagu Beatles dengan gitar dan harmonika itu lebih susah. Di sana tantangannya. Selain itu, yang membedakan adalah soal pakaian. Mengamen itu pekerjaan yang menghibur orang. Musik saya harus satu paket dengan penampilan saya, biar orang-orang betah melihat Peter Lennon membawakan Beatles.Karena kalau kita rapi, pakai hem, celana bersih, dan sepatu, sudah kelihatan niatnya untuk menghibur orang. Jadi tidak asal-asalan. Satu lagi yang membedakan, di akhir lagu saya selalu memberitahukan ke orang-orang judul lagunya. Nggak ada yang seperti itu.

Kenapa harus memberi tahu judul lagunya?

Untuk mengedukasi orang. Biar mereka tahu bahwa ada super grup bernama The Beatles yang punya lagu-lagu bagus dan kuat. Jadi tidak hanya tahu musik zaman sekarang saja. Ketika orang itu sudah tahu, saya malah ingin mereka cari tahu soal Beatles.

Dengan musikalitas yang Peter miliki dan kecintaan pada Beatles, mengapa dulu nggak pernah coba bikin sampel ke label?

Pertama, saya orangnya nggak punya ambisi dan obsesi untuk jadi musisi label. Kedua, saya percaya bahwa Tuhan memberikan saya jalan seperti ini. Ini bukan nasib buruk, tapi ketetapan Tuhan yang harus disyukuri. Tuhan memberi saya kenikmatan untuk menghibur orang dengan lagu-lagu Beatles. Itu yang paling penting.

Seberapa besar kecintaan Peter pada Beatles?

Saya dibesarkan dengan lagu-lagu mereka. Tiap hari mendengarkan lagu mereka. Sehari nggak mendengar atau memainkan lagu mereka, ada yang kurang rasanya. Saya hapal dan bisa memainkan lagu Beatles seperti sekarang melalui proses yang panjang. Lagu-lagu seperti Let it Be, Hey Jude, Yellow Submarine, dan lain sebagainya itu saya sudah hapal di luar kepala. Jadi saat ada yang minta lagu Beatles apa saja, saya bisa memainkannya. Itu bukti kecintaan saya pada mereka.

Menurut Peter, Beatles itu John Lennon atau Paul McCartney?

Wah menurut saya Beatles itu ya John Lennon, Paul McCartney, Ringo Starr, sama George Harisson. Keempatnya punya ciri khas masing-masing. Sangat kuat. Nggak bisa dipisahkan. Beatles tanpa mereka bukan Beatles. John Lennon solo, musiknya bukan musik Beatles. Paul Solo, juga sama. Jadi Beatles itu ya empat orang tadi menurut saya.

Pilih John Lennon atau Paul?

Waktu John Solo, saya juga suka lagu-lagunya.Ada Jealous Guy, Imagine, dan Woman is The Nigger of The World dan lain-lain. Paul juga iya. Keduanya punya ciri khasnya. Kalau saya boleh milih, saya pilih keduanya. Musik mereka bagus. Lirik mereka kuat. Jujur.

Kemarin sempat manggung bareng White Shoes. Boleh cerita pengalamannya manggung bareng mereka?

Mereka band bagus. Kompak. Musiknya juga musik zaman dulu. Latihannya Cuma beberapa kali saja waktu itu. Tapi di panggung rame dan kompak. Penonton juga banyak yang suka. Oh ya, drummernya White Soes rambutnya mirip sama saya. Dia minta foto bareng.

Peter lebih suka manggung dengan konsep band apa solo?

Bikin band yang kompak itu sulit. Harus menyatukan banyak kepala. Saya salut dengan orang-orang yang bisa kompak bermain dalam sebuah band. Kalau manggung tanpa band atau dengan band, saya nggak masalah. Yang penting enjoy.

Dari sekian banyak pengalaman melihat orang-orang di luar atau di Jogja, saya jadi pengen tahu bagaimana seorang Peter Lennon mendefinisikan cinta. How?

Cinta itu juga ketetapan Tuhan. Tuhan memberi orang cinta bukan tanpa alasan. Jika cinta itu gagal untuk diraih atau dipertahankan, maka yakin saja bahwa Tuhan akan mengganti atau tengah menyiapkan cinta yang lebih baik daripada sebelumnya.

Hahaha…nusuk banget. Okay, berapa kali Peter jatuh cinta selama ini?

Saya menikah dua kali. Yang pertama cerai dan dikaruniai tiga anak. Dua anak saya kembar dan sudah tiada. Yang satu sekarang sudah menikah dan mempunyai anak. Saya punya cucu sekarang. Pernikahan kedua masih langgeng sampai sekarang.

Ada pesan buat musisi muda yang juga suka memainkan lagu The Beatles?

Tetap latihan terus. Jangan pantang menyerah. Musik The Beatles itu sulit dimainkan,tapi jangan menyerah untuk terus belajar. Tuhan bersama kalian semua.

Okay Peter, terima kasih banyak atas wawancaranya

Okay, sukses juga untuk kamu. God Bless You

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun