Mohon tunggu...
Samsul Bahri Sembiring
Samsul Bahri Sembiring Mohon Tunggu... Buruh - apa adanya

Dari Perbulan-Karo, besar di Medan, tinggal di Pekanbaru. Ayah dua putri| IPB | twitter @SBSembiring | WA 081361585019 | sbkembaren@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banyak yang Hebat, Tapi Menjadi Dungu Bila di Indonesia

16 Agustus 2019   16:28 Diperbarui: 16 Agustus 2019   16:30 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sindonews.com

Pada zaman Soeharto saja, BJ Habibie mempersiapkan sebanyak 48 ribu tenaga ahli berbagai bidang. "15 Tahun lalu, sebanyak 48 ribu insinyur berbagai bidang seperti ahli penerbangan, kapal yang kita sekolahkan ke luar negeri itu, kemana? Tidak banyak yang diketahui sekarang ini," kata Habibie saat menyampaikan orasi budaya di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2011. "Kita yang menyekolahkan mereka lima belas tahun lalu, tapi negara lain yang panen. Mereka banyak yang bekerja sebagai tenaga ahli di Eropa, Amerika bahkan di Brazil," kata mantan presiden ketiga Indonesia itu. (www.kaskus.co.id)

PARA PELARIAN POLITIK DI EROPA TIMUR REUNI BERSAMA MENTERI KKP SUSI PUDJIASTUTI. Sumber: vice.com
PARA PELARIAN POLITIK DI EROPA TIMUR REUNI BERSAMA MENTERI KKP SUSI PUDJIASTUTI. Sumber: vice.com

Yang lebih menyedihkan lagi adalah kisah-kisah mahasiswa yang disekolahkan negara pada zaman Soekarno, umumya ke negara-negara blok timur seperti Uni Sovyet, Ceko, Bulgaria,dan sebagainya.  Ketika terjadi pergolakan G.30 S/PKI tahun 1965, ribuan mahasiwa Indonesia tidak berani pulang ke tanah air, sebagian besar tidak diizinkan pulang.

Soekarno kala itu mempersiapkan kaum intelektual Indonesia agar bisa membangun Indonesia pasca-kolonial. Banyak diantara mereka  bekerja sebagai ahli di industri strategis teknologi tinggi; elektronika, nuklir, perminyakan, dan senjata di berbagai negara Eropa. Bahkan ada yang menjadi Wakil Direktur sebuah pabrik persenjataan terbesar di Swedia, dimana TNI juga banyak menggunakan senjata Swedia.

Ketika Gus Dur Presiden, terbuka peluang mereka kembali ke Indonesia, tapi nasi sudah menjadi bubur,  mereka terlanjur beranak pinak di luar negeri. Sebagian sukses bekerja dan memiliki kewarganegaraan lain di negara Eropa yang relatif lebih maju, yang lainnya telah tutup usia atau bahkan harus bertahan hidup tanpa punya status kewarganegaraan (www.vice.com).

Mereka bukan tidak cinta tanah air, mereka sangat ingin berkerja dan berkarir di tanah air karena keluarga mereka ada disini, tapi apa daya.  Memang, seandainyapun orang-orang Indonesia yang berprestasi di manca negara  kembali ke Tanah Air, tidak ada jaminan Republik ini menjadi lebih maju, ketika politisi busuk dan pengusaha licik mempertahankan sebagian besar rakyat Indonesia tetap terbelenggu kedungguan, agar langgeng kekuasaanya menghisap kekayaan alam dan rakyat Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun