Tulisan ini dibuat untuk menjawab pertanyaan dari mbak Widayati Soekardjo. Mbak Widayati meminta saran kepada saya agar bisa menulis dengan baik dan bagus. Terus terang saya jadi bertanya pada diri saya sendiri. “Lha, saya juga masih pemula mbak. Masih belajar”. Saya akan jawab sebisa saya saja. Menyampaikan kembali apa yang diajarkan para guru.
Dari Om Jonru
Untuk menulis dengan baik dan benar, yang pertama harus kita punya adalah kemauan. Seringkali kita merasa minder karena tulisan kita jelek, enggak enak dibaca, enggak runut dan sebagainya. Solusinya, menulis bebas.
Anggaplah kita berceloteh dalam buku harian kita, tidak memedulikan tata bahasa, titik koma dan ejaan. Yang penting adalah menulis dulu. Yang penting adalah ide itu tertuangkan dalam tulisan. Perasaan dan pikiran kita tersalurkan dengan medium yang positif. Setelah ide itu tertuang, bisa kita sunting dan jadikan tulisan secara utuh.
Menulis di Catatan Harian
Saya lebih suka menyebutnya kontemplasi. Artinya, merenungi secara penuh (menurut aplikasi kbbi 1.3). Mengapa kontemplasi? Karena dengan berkontemplasi saya bisa mengeluarkan unek-unek, kesedihan, marah, sedih, bahagia, haru. Menulis apapun dalam catatan harian.
Ketika ada ide-ide liar muncul, kita bisa menulisnya di catatan harian. Inilah saran dari Om Katedra. Ide adalah makhluk gaib, datang tak dijemput pulang tak diantar. Tidak bisa kita panggil kapan saja. Ide-ide perlu kita catat untuk kita tuliskan di kemudian hari.
Manfaat dari menulis di catatan harian, yang saya rasakan adalah kelancaran dalam mengemukakan gagasan. Membiasakan diri “berceloteh”. Dengan menulis di catatan harian, berkontemplasi, kita berlatih mengekspresikan diri. Dengan kebiasaan itu, lama kelamaan kita akan tertarik menulis dalam bentuk yang lain, misalnya puisi, cerpen ataupun opini.
Membiasakan Diri Menulis
Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi. Itulah yang saya ingat dari Om Jay. Ya, memang menulis setiap hari itu “sulit”. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Buktinya, banyak kompasianer yang ketagihan menulis di kompasiana setiap hari. Ada yang menulis tiga sampai empat tulisan dalam sehari.
Menulis di catatan harian juga termasuk latihan untuk membiasakan diri menulis. Kalau kita membiasakan diri menulis artikel, kita akan jadi penulis artikel. Seperti pebalap motor yang tiap hari latihan. Beda dengan pesepakbola yang setiap hari bermain dengan bola, berlatih fisik.