Tidak ingin melihat kekecewaan di wajah ibunya bergegas ke dapur, akhirnya duduk dan mulai sarapan di meja makan. Diambilnya sepiring nasi jagung, sayur lodeh, dan lauk ikan asin, meskipun dengan rasa malas menghabiskan sepiring nasi
Usai sarapan dia bergegas mandi dan berangkat kerja. Lelaki unique dan aneh ini tidak terbiasa mengucap salam atau sekedar berpamitan pada kedua orang tuanya bila akan pergi kemana saja
Ibu yang biasa dipanggil Emak itu menghampiri, ketika melihat anaknya tampak rapi lalu menanyakan sesuatu, "Sampeyan wis sarapan, belum?"
"Sampun, Mak!" Jawabannya selalu datar. Terlihat senyum di bibir tipis emaknya, merasa lega karena anaknya sudah mengisi perutnya
"Mak ... Abang pernah berbicara padaku, 'emak bakalan kecewa jika sudah capek-capek masak lalu tak satupun anaknya ada yang makan' seketika anakmu ini mengingat pesan Bang Imam kala ngobrol sambil berboncengan naik motor."
Hargailah apa yang telah dilakukan seorang ibu yang tak ingin melihat anaknya menahan lapar saat perjalanan jauh. Hal sederhana ini membuat senyum ikhlas itu terjaga. Makanlah masakan ibumu. Ada cinta dan doa restu di dalamnya
"Jika berbakti itu sulit untuk dilakukan, setidaknya jangan pernah membuat kecewa hati seorang ibu yang selalu ada untuk anak-anaknya."
Nasehat bijak untuk kebajikan untuk sebuah senyum dari ibumu